Fakta Warga Tolak Jasad Korban Pembunuhan Dikuburkan di Kampung, Kades Ungkap Fakta Ini
Perselingkuhan seorang suami berujung tragis. Pria di Desa Tanjung Lalang ini dilaporkan tewas dibunuh.
Penulis: Mohamad Afkar S | Editor: khairunnisa
Menurut AW, adik perempuannya itu termakan bujuk rayu Putra yang menjanjikan dapat membantu bekerja di sebuah perusahaan di Ogan Ilir dengan gaji Rp 15 juta perbulan.
Hingga akhirnya perselingkuhan keduanya berakhir tragis.
Pasca kejadian itu, muncul kabar jika jenazah korban ditolak untuk dimakamkan di Desa Tanjung Lalang.
Baca juga: Polisi Akhirnya Beberkan Soal Wanita Bogor yang Tewas Dibakar Mantan Suami, Pelaku Gagal Lakukan Ini
Baca juga: Kesal Gegara Nasi Habis, Pria Habisi Nyawa Teman Setelah Tanya Apakah Sudah Makan?
Bahkan, AW sendiri mengakui jika hatinya pun menolak jasad sang suami dimakamkan di kampung halaman.
"Kalau hati saya nolak untuk dimakamkan di kampung. Terserah itu mayatnya mau dibawa ke mana," kata AW.
Menurutnya, perasaan sakit hatinya nampak telah mengalahkan duka yang dialami saat ini.
"Hati saya hancur. Ini (perasaan menolak jasad suami) lebih besar dibanding rasa kehilangan," kata dia.
Polisi selidiki tewasnya korban
Pembunuhan yang menimpa pria yang ditemukan tewas di Seri Kembang, Ogan Ilir, pada Jumat (9/4/2021) lalu sedang dalam penyelidikan pihak kepolisian.
Setelah beredar berbagai kabar dugaan kematian korban yang menyebar di media sosial, perangkat desa tempat domisili korban akhirnya angkat bicara.
Kepala Desa Tanjung Lalang, Juma'adin membenarkan bahwa korban berinisial P warga Desa Tanjung Lalang, Kecamatan Payaraman.

Menurut Juma'adin, korban semasa hidup dikenal sangat meresahkan dengan perbuatannya yang kerap berselingkuh.
"Si korban bernama P ini sering meresahkan warga Desa Tanjung Lalang. Dia suka selingkuh," kata Juma'adin saat ditemui di Mapolsek Tanjung Batu yang juga membawahi wilayah hukum Kecamatan Payaraman, Sabtu (10/4/2021).
Menurut Juma'adin, korban merupakan warga pendatang yang telah menetap di Tanjung Lalang sejak empat tahun lalu.
Namun Juma'adin mengaku tak tahu asal korban dari mana, karena tak pernah bersosialisasi apalagi berkomunikasi dengan yang bersangkutan.