Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Haul 100 Tahun Soeharto, Tutut Kenang Pesan sang Ayah : Beliau Adalah Orang Tua Bijak

Peringatan haul 100 tahun H.M Soeharto yang wafat di usia 87 tahun pada 27 Januari 2008 lalu digelar keluarga besar secara luring dan daring via zoom.

Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
Istimewa
Peringatan haul 100 tahun H.M Soeharto yang wafat di usia 87 tahun pada 27 Januari 2008 lalu digelar keluarga besar secara luring dan daring via zoom bersama masyarakat, Selasa (8/6/2021). 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Naufal Fauzy

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Peringatan haul 100 tahun H.M Soeharto yang wafat di usia 87 tahun pada 27 Januari 2008 lalu digelar keluarga besar secara luring dan daring via zoom bersama masyarakat, Selasa (8/6/2021).

Acara peringatan haul presiden ke-2 Republik Indonesia ini berpusat di Masjid Agung At-Tin Jakarta yang merupakan salah satu dari 999 masjid yang dibangun Soeharto melalui Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila.

Kegiatan tersebut dimulai setelah sholat Ashar dan diakhiri dengan sholat Maghrib berjamaah diisi dengan pembacaan surat Yasin dan Tahlil.

Putri pertama H.M. Soeharto, Siti Hadijanti Rukmana atau lebih dikenal sebagai Mbak Tutut berharap momentum haul ini dapat memberi spirit bagi anak bangsa dalam meneruskan perjuangan sang bapak pembangunan tersebut.

"Mudah-mudahan kita yang melanjutkan perjuangan HM. Soeharto senantiasa diberikan kekuatan, taufik dan hidayah-Nya. Sehingga betul-betul dapat melanjutkan apa yang menjadi cita-cita Bapak Pembangunan," harap Tutut dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Selasa.

HM. Soeharto lahir pada 8 Juni 1921 di Desa Kemusuk Yogyakarta yang dibesarkan di lingkungan Muhammadiyah.

Peringatan haul 100 tahun H.M Soeharto yang wafat di usia 87 tahun pada 27 Januari 2008 lalu digelar keluarga besar secara luring dan daring via zoom bersama masyarakat, Selasa (8/6/2021).
Peringatan haul 100 tahun H.M Soeharto yang wafat di usia 87 tahun pada 27 Januari 2008 lalu digelar keluarga besar secara luring dan daring via zoom bersama masyarakat, Selasa (8/6/2021). (Istimewa)

Jasa HM. Soeharto dalam membangun citra Islam di Indonesia dinilai cukup signifikan seperti menggagas dibangunnya 999 masjid di seluruh Indonesia.

“Beliau adalah orang tua bijak yang sangat kami kagumi dan sayangi. Beliau adalah guru dan teladan yang amat kami hormati. Beliau selalu melangkah dengan semangat kerja tak kenal lelah tanpa pamrih, jujur, tekun, tegas dan bijaksana,” kata Tutut. 

Dibarengi tuntunan agama yang lekat dalam jiwanya sejak kecil, kata Tutut, ayahnya itu pantang menyerah dalam memperjuangkan kesejahteraan rakyat kecil meski banyak kendala yang dihadapi.

Menurut Tutut, ayahnya sering mengingatkan tentang filosofi Tri Dharma Mangkunegara, sebuah doktrin Pangeran Sambernyowo, leluhur keluarganya dalam menumbuhkan rasa cinta rakyat kepada bangsa yaitu Melu Handarbeni, Melu Hangrungkebi dan Mulat Sariro Hangrosowani.

Lanjut Tutut, kita sebagai rakyat harus tumbuh rasa ikut memiliki (Melu Handarbeni) terhadap bangsa kita yang besar ini.

“Jika sudah tumbuh rasa memiliki, maka akan tumbuh tanggung jawab membela dan menjaga bangsa ini serta memajukannya (melu hangrungkebi) untuk kesejahteraan bersama. Dengan kata lain memiliki tanggung jawab kebangsaan,” ujar Tutut.

Semasa hidupnya, kata Tutut, ayahnya kerap berpesan, agar pandai-pandailah bersyukur serta Tutut dan semua keluarganya dididik dalam spirit keagamaan dan tidak semata dibesarkan untuk bisa menikmati gemerlapnya kehidupan.

Di samping itu, spirit keagamaan HM. Soeharto, menurut mbak Tutut, patut menjadi panutan. Salah satu pesannya adalah kewajiban moral manusia mencapai harmoni (keselarasan).

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved