Diburu Imbas Lonjakan Covid-19, Stok Oksigen di Stasiun Pengisian Oksigen Cibinong Bogor Masih Aman
pembeli oksigen perorangan tabung kecil 1 m3, juga diusahakan tetap aman meski stasiun pengisian oksigen ini sampai diburu warga dari Jakarta
Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Damanhuri
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Naufal Fauzy
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CIBINONG - Stok oksigen di stasiun pengisian oksigen Cibinong Oxygen Filling Station, Kabupaten Bogor sampai saat ini masih aman meski tengah diburu masyarakat imbas lonjakan Covid-19.
"Untuk saat ini kita usahakan semaksimal mungkin untuk yang kontrak sama kita, kita aman," kata Riswan, Kepala Operasional Cibinong Oxygen Filling Station kepada wartawan, Selasa (6/7/2021).
Untuk pembeli oksigen perorangan tabung kecil 1 m3, kata dia, juga diusahakan tetap aman meski stasiun pengisian oksigen ini sampai diburu warga dari Jakarta.
Riswan juga memastikan bahwa pihaknya tidak melalukan permainan harga maupun menimbun stok oksigen demi kepentingan pribadi.
Nemun memang, kata dia, ada kenaikan harga sekitar 30 persen itu pun karena bahan baku untuk membuat oksigen saat ini naik.
"Kita ada kenaikan harga 30 persen karena dari bahan bakunya sudah ada kenaikan. Kita tidak mau mengambil keuntungan yang banyak, karena kasihan. Dari Bareskrim pun kemarin dateng kemari, dari polsek, polda, saya ngomong apa adanya, saya beberin," ungkapnya.
Diketahui, imbas melonjaknya kasus Covid-19, stok oksigen di rumah sakit kian menipis dan cepat habis.
Hal ini pun membuat oksigen untuk keperluan medis langka karena banyak diburu masyarakat.
Lonjakan pelanggan di stasiun isi ulang oksigen Cibinong Oxygen Filling Station, Kabupaten Bogor pun tak terhindarkan.
"Saat ini lonjakan sangat drastis, tinggi sekali. Permintaan oksigen tabung kecil (1 m3) per hari itu bisa hampir 500 orang," kata Riswan, Kepala Operasional Cibinong Oxygen Filling Station kepada wartawan, Selasa (6/7/2021).
Tidak hanya perorangan, permintaan isi ulang oksigen dari rumah sakit juga turut meningkat yang biasanya dalam sehari satu permintaan, kini naik menjadi 7 permintaan dalam sehari.
Karena lonjakan ini, kata dia, pihaknya pun sementara ini terpaksa memperpanjang jam operasional sampai jam 24.00 WIB dinihari.
Tidak hanya itu, bahan baku yang diproses menjadi oksigen pun mengalami kenaikan harga sehingga harga oksigen eceran saat ini juga naik.
"Sebelum pandemi (isi ulang tabung kecil) kita jual Rp 44 ribu, setelah pandemi ini menjadi Rp 55 ribu," ungkapnya.