Breaking News

IPB University

Lewat Podcast GIMICK, Begini Cara IPB University Kenalkan Perubahan Iklim pada Anak Muda

loss and damage mengacu pada dampak perubahan iklim yang tidak dapat dihindari baik dengan kegiatan mitigasi ataupun adaptasi.

IPB University
Pusat Studi Bencana, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PSB - LPPM) IPB University bekerja sama dengan PIAREA Institute mengadakan Podcast GIMICK 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Peningkatan intensitas bencana membuktikan bahwa perubahan iklim adalah fakta yang tak dapat dibantah.

Penyadaran masyarakat terkait dampak bencana dan perubahan iklim perlu terus digencarkan.

Disinilah pentingnya peran generasi muda sebagai agen perubahan yang peduli risiko iklim.

Pusat Studi Bencana, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PSB - LPPM) IPB University bekerja sama dengan PIAREA Institute mengadakan Podcast GIMICK (Gimana Cara Kita?),.

Pada series pertama ini, podcast mengsusung tema “Pemuda Mengenal Loss and Damage Akibat Perubahan Iklim”.

Podcast ini menggandeng perwakilan organisasi pemuda, antara lain Zafira Puan Adelin (Wakil Ketua Forum Anak Nasional), A Hilmi Rafiiq (Ketua Himpunan Mahasiswa Agrometeorologi, IPB University) dan Inlim Ravijai Rumahorbo (Ketua Divisi Pengabdian Masyarakat, Himpunan Taruna Meteorologi dan Klimatologi, Sekolah Tinggi Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika/STMKG).

Podcast dibuka langsung oleh Ikrom Mustofa yang merupakan Kepala Divisi Kebijakan Bencana dan Iklim PSB IPB University sekaligus Direktur PIAREA Institute.

Menurutnya, loss and damage mengacu pada dampak perubahan iklim yang tidak dapat dihindari baik dengan kegiatan mitigasi ataupun adaptasi.

Namun, dampak tersebut dapat diminimalisir malalui manajemen risiko yang baik.

Sementara itu, Inlim Ravijai menegaskan bahwa perubahan iklim adalah sebuah fakta dan harus menjadi prioritas karena dampaknya yang perlahan namun pasti.

Menurutnya, dampak perubahan iklim akan sangat jelas terlihat di Indonesia.

Ini karena secara geografis Indonesia terletak di wilayah yang paling banyak mendapatkan energi matahari.

Peningkatan suhu, peningkatan muka air laut, hingga penurunan tinggi tanah akan sangat terasa di Indonesia.

Hal yang sama juga disampaikan Zafira yang saat ini sedang sekolah di Korea Selatan.

Menurutnya, dampak yang paling dirasakan anak-anak adalah suhu lingkungan yang semakin panas.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved