Breaking News

Warga Tolak Uang Bansosnya Dipotong, Ketua RT Ungkap Alasan : Kalau Gak Ngasih, Lu Hidup Sendiri

Nurdin mengeklaim, pungutan yang diminta terhadap Dodi itu bersifat donasi atau infak.

Penulis: khairunnisa | Editor: khairunnisa
DOK. SHUTTERSTOCK/Airdone
Ilustrasi pencairan dana Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM). 

"Bulan depan kalau lu dapat, gua enggak mau ambilin, lu ambil aja sendiri. Masak yang lain ngasih, lu enggak mau ngasih, emang lu mau hidup sendiri?" sambung Dodi menirukan ucapan ketua RT.

Lebih lanjut, Dodi mengaku ini bukan kali pertama ia menerima BST.

Dodi sudah mengalami kejadian serupa sebanyak tiga kali.

Saban pengambilan BST, Dodi selalu diimbau untuk menyisihkan uang itu untuk diberikan ke ketua RT, dengan alasan bermacam-macam.

Baca juga: Sosok Calon Kowad yang Viral Gara-gara Ungkap Alasan Masuk TNI, Ingin Bikin Mantan Menyesal

Klarifikasi Ketua RW

Curhatan Dodi soal uang bansos dipotong rupanya sudah didengar Ketua RW.

Ketua RW wilayah setempat, Nurdin, lantas menyampaikan klarifikasi.

Nurdin mengeklaim, pungutan yang diminta terhadap Dodi itu bersifat donasi atau infak.

Alhasil, pungutan itu sebetulnya tidak wajib dan mengikat bagi para penerima BST seperti Dodi.

Menurut Nurdin, keputusan itu sudah disepakati bersama oleh para ketua RT, RW, dan tokoh masyarakat sekitar.

"Itu (BST yang turun) tidak sesuai dengan kebutuhan yang ada di masyarakat. Kita terima (BST untuk) sekitar 87 orang, sementara kebutuhan kami 185 orang, sehingga banyak yang tidak mendapatkan," kata Nurdin.

"Oleh sebab itu banyak masyarakat tanya ke Pak RT, Pak RW, 'Gimana nih, saya kok enggak dapat? Yang lain dapat. Padahal kami sama-sama kondisinya samalah'," ujar Nurdin.

Ilustrasi gaji, rupiah, bantuan pemerintah, bantuan karyawan
Ilustrasi gaji, rupiah, bantuan pemerintah, bantuan karyawan (Shutterstock)

Nurdin beralasan, 185 warga itu sebetulnya sudah didaftarkan ke pihak kelurahan sebagai calon penerima BST lantaran kondisi keuangan mereka.

Namun, apa daya, yang diverifikasi dan diresmikan sebagai penerima BST hanya 87 orang itu.

"Banyak yang tidak mendapat bantuan sehingga ada rasa, boleh dibilang bukan cemburu sosial, tapi 'kok saya dibedain'. Mereka tidak paham bahwa yang turun, kami cuma terima data Kantor Pos," imbuh Nurdin.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved