Jeritan Tolong Kartini Sebelum Tewas Terbakar, Sebut Nyawanya Lagi Diincar : Ada yang Mau Bunuh Saya

Sebelum ditemukan tewas terbakar, Kartini rupanya sempat menjerit minta tolong dan berusaha menelpon keluarga.

Penulis: Uyun | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
net
Ilustrasi terbakar 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Kartini (46) ditemukan tewas terbakar di belakang rumahnya di Kelurahan Lumbukore, Kecamatan Umalulu, Kabupaten Sumba Timur, NTB, Jumat (20/8/2021).

Sosok yang pertama kali menemukan jasad Kartini adalah suaminya, ASA (64) pada pukul 07.00 WITA.

Sontak, suami korban pun syok melihat kondisi jasad sang istri yang sudah tak bisa dikenali lagi karena gosong.

Sebelum ditemukan tewas terbakar, Kartini rupanya sempat menjerit minta tolong dan berusaha menelpon keluarga.

Keluarga menganggap kematian Kartini tidak wajar dan bukanlah aksi bakar diri.

Sebab sebelum ditemukan tewas, korban sempat ungkap nyawanya sedang diincar oleh banyak orang.

Mendengar pengakuan keluarga korban, polisi pun akan menyelidikinya.

"Saat ditemukan, korban sudah dalam kondisi terbakar dan tidak ditemukan lagi pakaian ditubuh korban karena  sudah hangus terbakar.

Diketahui korban memakai baju warna merah sebelum korban ditemukan terbakar," kata Kapolres Sumba Timur, AKBP Handrio Wicaksono dilansir TribunnewsBogor.com dari Kompas.com, Sabtu (21/8/2021).

Baca juga: Dalang Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak Mulai Terlacak, Polisi Ungkap Cara Pelaku Bawa Korban ke Bagasi

Beberapa barang bukti pun diamakankan polisi, seperti jeriken minyak tanah, sebuah pemantik gas berwarna kuning dan satu lembar baju kaos warna merah milik korban.

Meski begitu, polisi belum bisa memastikan motif kejadian tersebut.

"Meninggalnya korban diketahui akibat terbakar api berdasarkan hasil olah TKP dan temuan barang bukti yang telah diamankan oleh petugas Polsek Umalulu," tambahnya.

"Kita menunggu hasil autopsi atas kesepakatan pihak keluarga," ujar Handrio menambahkan.

FOLLOW:

Kronologi kejadian

Sebelum kejadian, korban sempat membuat secangkir kopi untuk suaminya pada pukul 06.30 Wita.

K kemudian menyuruh ASA pergi ke tempat fotokopi.

ASA pergi ke tempat fotokopi untuk menggandakan kartu vaksin milik korban.

Surat vaksin itu akan digunakan K untuk bepergian ke kampung halamannya di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).

K ingin bertemu dengan anaknya yang hendak berangkat ke perguruan tinggi.

Baca juga: Nyaris Kecelakaan Parah, Maia Dilarang Naik Sepeda oleh Irwan Mussry, Ussy Kagum : Saking Sayangnya

Saat kembali dari tempat fotokopi, ASA meminta korban membuatkan kopi untuk tukang yang bekerja di rumah mereka.

Namun, saat itu K mengeluh sedang sakit kepala.

"Kemudian ASA menyuruh korban untuk istirahat," kata Handrio.

Setelah itu, ASA beranjak ke tempat pengerjaan rumah yang berada di samping kanan rumah korban.

Sekira 30-45 menit kemudian, ASA kembali ke rumah.

Ilustrasi
Ilustrasi (pixabay)

Namun, ia tidak menemukan korban di dalam maupun di luar rumah.

ASA lalu mencari keberadaan korban ke sejumlah rumah tetangga dan keluarga.

Akan tetapi, ia tak juga menemukan K.

ASA pun memutuskan mencari korban di pantai yang berjarak sekira 150 meter di belakang rumah.

ASA melihat ada sebuah jeriken berwarna merah di belakang kandang kuda yang berada di dekat rumahnya.

Jeriken itu merupakan tempat penyimpanan minyak tanah di rumahnya.

ASA lalu mendekati jeriken itu dan menemukan jenazah istrinya dalam kondisi hangus.

ASA memberitahukan kejadian itu kepada keluarga dan menelepon petugas Polsek Umalulu.

Baca juga: Chat Terakhir Tuti Sebelum Dibunuh Bareng Anak di Bagasi, Tetangga Ketakutan : Gak Nyangka

Jerit Minta Tolong, Ngaku takut banyak yang ingin membunuh

Keluarga menganggap kematian Kartini sebagai hal yang tidak wajar.

Sebab, beberapa jam sebelumnya, korban masih sempat menghubungi keluarganya melalui sambungan telepon.

"Korban menginformasikan (kepada keluarganya melalui telepon) bahwa ia merasa seakan-akan ada (orang) yang berniat ingin membunuhnya," ungkap Handrio.

Ilustrasi Mayat
Ilustrasi Mayat (Tribunnews/ilustrasi)

Hal itu pun dibenarkan oleh keluarga korban yang bernama Syeh Umar.

Dalam telponnya, Kartini menjerit minta tolong.

Korban mengaku takut sebab ada banyak orang yang hendak membunuhnya.

Baca juga: Fakta Baru Kasus Ibu dan Anak Tewas di Bagasi, Bercak Mencurigakan di Baju Mr X Jadi Petunjuk Polisi

"Adanya keterangan dari salah satu saksi bernama Syeh Umar bahwa korban sempat menelponnya pada Kamis dini hari 19 Agustus 2021, sekitar pukul 03.00 Wita.

Saat itu korban menyampaikan bahwa dirinya takut karena ada banyak orang yang mau membunuhnya," ujar AKBP Handrio Wicaksono, dilansir dari Pos Kupang.

tempat kejadian perkara, Kartini tewas terbakar
tempat kejadian perkara, Kartini tewas terbakar ()

Mendengar hal tersebut, suami korban pun makin curiga.

Menurut ASA, istrinya Kartini tidak memiliki permasalahan dengan siapapun.

"Padahal, sesuai keterangan dari suami korban, ASA bahwa sampai saat ini tidak  pernah ada masalah antara korban dengan dirinya maupun dengan pihak lain," kata polisi.

Kini, polisi pun sedan berushaa mencari motif terbakarnya Kartini, apakah tewas dibakar atau bukan.

(TribunnewsBogor/ Pos-Kupang.com/Kompas.com)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved