Sosok & Profil Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono yang Jadi Tersangka KPK, Hartanya Mencapai Rp 23 M
Selain Bupati Banjarnegara periode 2017-2022, KPK juga menetapkan satu orang pihak swasta bernama Kedy Afandi sebagai tersangka.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jumat (3/9/2021).
Budhi Sarwono dijadikan tersangka oleh KPK atas dugaan korupsi terkait pengadaan barang dan jasa di Pemerintah Kabupaten Banjarnegara tahun 2017-2018.
Penetapan Budhi Sarwono menjadi tersangka ini disampaikan oleh Ketua KPK, Firli Bahuri.
"Setelah melakukan penyelidikan, kami menemukan bukti permulaan yang cukup dan kita tingkatkan ke penyidikan."
"Hasil kerja keras tersebut menetapkan dua orang tersangka," ujar Ketua KPK, Firli Bahuri dalam konferensi pers, Jumat (3/9/2021).
Baca juga: Pendapatan Sentul City Naik Jadi Rp 2,4 Triliun, Bukukan Laba Bersih Rp 286,75 Miliar
Selain Bupati Banjarnegara periode 2017-2022, KPK juga menetapkan satu orang pihak swasta bernama Kedy Afandi sebagai tersangka.
Diketahui, nama Budhi Sarwono sempat menjadi sorotan karena salah menyebut Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binjar Pandjaitan dengan Luhut Penjahit.
Pernyataan itu disampaikan Budhi Sarwono dalam sesi wawancara door stop pada sebuah acara.
Salah sebut itu nama itu kemudian menjadi kontroversial hingga akhirnya, Budhi Sarwono meminta maaf.
Daftar Harta Kekayaan Budhi Sarwono
Sebagai satu di antara pejabat, pria yang karib disapa Wing Chin itu wajib melaporkan daftar harta kekayaannya kepada KPK.
Yang kemudian oleh KPK, laporan harta kekayaan itu diunggah ke laman elhkpn.kpk.go.id dan bisa diakses publik.
Dari penelusuran Tribunnews.com, Budhi Sarwono sudah enam kali melaporkan harta kekayaannya sejak 2016.
Diketahui, jumlah harta kekayaan Budhi Sarwono terus bertambah setiap tahun.
Dari semula Rp 16.143.742.035 pada 2016, kini menjadi Rp 23.812.717.301 per 2020 atau naik sekitar Rp 7 miliar dalam waktu empat tahun.
Berikut rincian laporan harta kekayaan Budhi Sarwono per tahun:
1. Tanggal Lapor: 19 September 2016
Total Harta Kekayaan: Rp 16.143.742.035
2. Tanggal Lapor: 20 Mei 2011
Total Harta Kekayaan: Rp 14.610.900.813
3. Tanggal Lapor: 1 Maret 2018
Total Harta Kekayaan: Rp 19.143.742.035
4. Tanggal Lapor: 31 Desember 2018
Total Harta Kekayaan: Rp 19.143.742.035
5. Tanggal Lapor: 31 Desember 2019
Total Harta Kekayaan: Rp 19.756.271.453
6. Tanggal Lapor: 31 Desember 2020
Total Harta Kekayaan: Rp 23.812.717.301
Baca juga: Bupati Banjarnegara Tersangka Korupsi, Pernah Sebut Luhut Menteri Penjahit
Sementara itu, dari rincian LHKPN Budhi Sarwono per 2020, ia memiliki dua bidang tanah dan bangunan dengan nilai Rp 1.292.495.014.
Adapun aset terbanyak yang dimiliki pria yang sebelumnya menjadi pengusaha ini adalah kas dan setara kas yang mencapai Rp 11.639.414.368.
Aset berupa surat berharga sebanyak Rp 10.826.607.919 juga menjadi sumber harta kekayaan Budhi Sarwono.
Selengkapnya, inilah daftar harta kekayaan Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono yang jadi tersangka korupsi:
A. TANAH DAN BANGUNAN Rp 1.292.495.014
1. Tanah dan Bangunan Seluas 770 m2/72 m2 di KAB/KOTA BANJARNEGARA, HASIL SENDIRI Rp 1.159.595.000
2. Tanah Seluas 671 m2 di KAB/KOTA BANJARNEGARA, HASIL SENDIRI Rp 132.900.014
B. ALAT TRANSPORTASI DAN MESIN Rp ----
C. HARTA BERGERAK LAINNYA Rp 54.200.000
D. SURAT BERHARGA Rp 10.826.607.919
E. KAS DAN SETARA KAS Rp 11.639.414.368
F. HARTA LAINNYA Rp ----
Sub Total Rp 23.812.717.301
HUTANG Rp ----
TOTAL HARTA KEKAYAAN (II-III) Rp 23.812.717.301
Profil Budhi Sarwono
Mengutip situs resmi Kabupaten Banjarnegara, Budhi Sarwono lahir di Banjarnegara pada 27 November 1962.
Dilansir TribunJateng, Budhi sukses terpilih menjadi bupati Banjarnegara periode 2017-2022 setelah mengalahkan dua pesaingnya, Wahyu Kristianto-Saeful Muzad dan Hadi Supeno-Nur Heni Widiyanti.
Kala itu, Budhi dan pasangannya, Syamsuddin, meraih suara sebanyak 285.117.
Dikutip dari Kompas.com, Budhi merupakan keturunan Tionghoa yang memiliki nama Kho Wing Chin/Wing Tjien.
Ia menjadi mualaf pada 1998 setelah sempat mengalami mati suri akibat overdosis.
Sebelum menjadi mualaf, Budhi dikenal sebagai pemakai sekaligus bandar narkoba di Purwokerto.
"Kalau ditahan polisi suatu saat bisa kembali pulang, tapi ketika yang menahan malaikat, saya bisa apa."
"Saya bersyukur mendapat kesempatan kedua," kata Budhi dalam bukunya yang berjudul Saya Mau Jadi Muslim, Enak Jadi Kulinya Allah, Upahnya Gede.
Pria lulusan SMA ini pernah menjadi Direktur Utama PT Bumirejo Banjarnegara.
Ia juga pernah tergabung dalam beberapa organisasi.
Budhi tercatat pernah menjadi Ketua Umum AABI, Dewan Penasihat GAPENSI Banjarnegara, dan Ketua DPP PITI Indonesia.
Pernah Protes soal Gaji Kepala Daerah
Pada 2019 lalu, Budhi Sarwono sempat membuat geger media sosial setelah mengunggah slip gajinya di akun Instagram @kabupatenbanjarnegara pada Rabu (2/10/2019).
Dalam unggahan tersebut, tertulis jumlah gaji bersih Budhi sebesar Rp6.114.100.
Karena dipotong untuk biaya zakat senilai Rp152.900, Budhi menerima Rp5.961.200.
Mengutip Kompas.com, Budhi menilai gaji yang ia terima sebagai kepala daerah terlalu kecil.

"Kalau saya harus keliling 20 kecamatan gimana. Kalau Pak Ganjar (Gubernur Jawa Tengah) kasihan, ada 35 kabupaten/kota," kata Budhi, Kamis (3/10/2019).
"Kalau seperti itu ngajari bupati cluthak (suka mencuri), kalau cluthak sudah disiapkan jepretan (senjata) yaitu KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), habis bupati se-Indonesia," lanjutnya.
Karena itu, ia berharap agar pemerintah lebih memperhatikan gaji kepala daerah.
Kendati demikian, Budhi mengaku tak mempermasalahkan jika pemerintah tak ada anggaran untuk meningkatkan gaji para kepala daerah.
"Kalau memang negara ada (anggaran), memperhatikan bupati dan bupati alhamdulillah. Kalau enggak ada juga enggak apa-apa kok," tandasnya.
Tidur di Aspal
Setelah membuat geger media sosial karena mengunggah slip gajinya, Budhi Sarwono kembali menjadi sorotan setelah 'pamer' foto dirinya tidur di aspal mengenakan seragam ASN.
Dikutip dari Kompas.com, foto itu juga diunggah di akun Instagram @kabupatenbanjarnegara pada Kamis (24/10/2019).
Budhi mengaku, foto itu diambil sebagai ekspresi bahagia karena melihat jalan mulus.

Diketahui, foto tersebut diambil saat ia melakukan pengecekan jalan di Desa Petir, Kecamatan Purwanegara, khususnya Dusun Kayubima, Krinjing, dan Sranti, bersama Kepala Dinas PUPR Banjarnegara serta staf humas, Satpol PP dan Kodim.
"Itu spontan, sebagai ekspresi kegembiraan saya melihat jalan yang mulus," ujarnya, Senin (28/10/2019).
"Saat berguling di jalan itu saya bersyukur, berharap dan berdoa."
"Saya ingin Desa Petir dan seterusnya segera menikmati jalan bagus seperti ini."
"Ini memotivasi saya untuk segera mewujudkan pembangunan jalan Desa Petir," imbuhnya.
Rumah Pribadinya Pernah Didatangi KPK
Pada Agustus lalu, rumah pribadi Budhi Sarwono didatangi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Usut punya usut, KPK tengah menggeledah PT Bumireho Banjarnegara yang kantornya berada satu kompleks dengan rumah pribadi Budhi.
Saat itu, Budhi enggan memberikan tanggapan terkait penggeledahan kantor PT Bumirejo Banjarnegara.
“Nanti saja pada saatnya saya akan bicara," ujarnya di rumah dinasnya, Senin (9/8/2021) petang, dilansir Kompas.com.
Diketahui, kala itu KPK juga menggeledah kantor Dinas PUPR Kabupaten Banjarnegara.
KPK tengah mengusut dugaan korupsi proyek pengadaan penerimaan gratifikasi pada Dinas PUPR Banjarnegara tahun 2017-2018.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul HARTA KEKAYAAN Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono yang Jadi Tersangka KPK, Total Rp 23,8 M, https://www.tribunnews.com/regional/2021/09/04/harta-kekayaan-bupati-banjarnegara-budhi-sarwono-yang-jadi-tersangka-kpk-total-rp-238-m?page=all.
Penulis: Sri Juliati
Editor: Whiesa Daniswara