Epidemiolog Sebut Ada Potensi Gelombang 3 Corona, Minta Pemerintah Percepat Vaksinasi Covid-19

Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman mewanti-wanti seluruh pihak di luar Jawa dan Bali untuk selalu waspada.

Editor: Tsaniyah Faidah
Gerd Altmann/Pixabay
Ilustrasi - Dicky lantas mengungkapkan mengenai adanya potensi gelombang ketiga corona yang akan terjadi di luar Jawa-Bali. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman mengungkapkan mengenai adanya potensi gelombang ketiga corona yang akan terjadi di luar Jawa-Bali.

Potensi adanya gelombang ketiga akan terjadi luar Pulau Jawa, Bali, Madura karena testing di sana juga belum sepenuhnya memadai.

"Masa krisis ini selain belum berakhir untuk Jawa, Bali, Madura karena beranjak ke pedesaan, di luar Jawa sedang meningkat dan belum memasuki masa puncaknya," ujar Dicky.

"Makanya potensi Indonesia mengalami gelombang ketiga itu tidaklah serta merta harus terjadi di di Jawa, Bali, Madura, tapi di pulau lain. Karena Indonesia negara kepulauan. Ada kontribusi dari pulau-pulau besar itu terhadap pola pandemi atau kurva pandemi di Indonesia," ungkapnya.

"Indonesia berbeda sekali lagi, sebagai negara kepulauan dalam pulau-pulau besar ya dia akan mengalami banyak tantangan," tambahnya.

Baca juga: Anies Baswedan Ungkap 6 Fenomena Perkotaan Pasca Pandemi Covid-19, Kurang Interaksi Sosial

Dicky mewanti-wanti seluruh pihak di luar Jawa dan Bali untuk selalu waspada.

"Gelombang ketiga itu nyata dan besar ancamannya, bukan bicara konteks Jawa Bali, tapi di luar Jawa ini bisa berkontribusi, apalagi diperparah dengan minimnya 3T dan salah satu indikatornya adalah testing yang menurun," ujarnya.

Data penurunan kasus corona pada beberapa wilayah di Indonesia kata Dicky tidak dapat mewakili semua wilayah.

Sejauh ini penurunan hanya terlihat di Jawa, Bali, dan Madura.

"Masih ada 11 provinsi yang level community transmissionnya di level 3 dan 4. Masih ada 18 provinsi yang positivity ratenya lebih dari 20 persen, kan besar itu, lebih dari 50 persen," ungkap dia.

Ia menyebut hal itu terjadi karena pelaksanaan 3T (testing, tracing, treatment) didominasi oleh wilayah Jabodetabek. Jadi ketika kasus di Jabodetabek membaik otomatis keadaan nasional ikut membaik.

"Karena selama ini testing yang mendominasi 3T itu kan Jabodetabek. Ketika Jabodetabek yang membaik ya ikut-ikutan membaik nasional karena yang lainnya nggak kuat intervensi 3T-nya," ujarnya.

Baca juga: Amankah Merebus Masker Bekas Pasien Covid-19 Sebelum Dibuang? Ini Penjelasan Dokter

Dicky menjelaskan, masa krisis varian Delta di Indonesia masih akan terus berlangsung hingga akhir September.

"Masa kritis varian Delta ini masih akan berlangsung setidaknya sampai akhir September, karena rata-rata masa krisis Delta ini 12 mingguan, jadi belum selesai," ujar Dicky.

Di Indonesia sendiri saat ini kasus positif Covid-19 mulai menurun.

Meski demikian masyarakat diminta untuk tidak euforia dulu karena masih ada ancaman gelombang ketiga Covid-19.

"Memang sudah lewat puncaknya, akan tetapi masa krisis belum berakhir," kata dia.

Gelombang kenaikan kasus corona pertama terjadi di bulan Januari 2021.

Saat itu kasus naik usai mobilitas tinggi saat libur Natal dan Tahun Baru.

Gelombang kedua terjadi pada Juni-Juli hingga kasusnya baru mulai melandai pada akhir Agustus. Lonjakan kasus di periode ini karena maraknya varian Delta yang lebih menular.

Agar gelombang ketiga tidak terjadi, Dicky menyebut strategi memperpanjang PPKM sudah merupakan keputusan yang tepat.

"Hanya komunikasinya yang harus ditingkatkan supaya masyarakat paham perpanjangan PPKM ini untuk memproteksi mereka," katanya.

Baca juga: Dihargai Rp 370 Ribu Hingga Rp 500 Ribu, Staf Kelurahan Sudah Jual 93 Sertifikat Vaksinasi Covid-19

Selama perpanjangan PPKM ia menyarankan pemerintah mempercepat vaksinasi yang merupakan kunci menghadapi pandemi Covid-19.

Ia juga menyarankan masyarakat mulai mengubah perilaku. Misalnya tidak perlu ke pasar atau mal setiap hari untuk menghindari kerumunan.

Makanan sebaiknya dibawa pulang dan tidak perlu makan di tempat.

Tak hanya itu, strategi 3T yang terdiri dari pemeriksaan dini (testing), pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment) juga perlu terus dilakukan.

"Kuncinya tetap sama, apapun variannya. Itu kuncinya tetap triad strategies," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Waspada Gelombang Ke-3 Covid-19, Masa Krisis Varian Delta Diperkirakan Hingga Akhir September 2021

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved