Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Sering Disebut Bulan Sial, Ini Keutamaan Bulan Safar dan Amalan yang Bisa Dilakukan Mulai Hari Ini

Mulai hari ini, Kamis (8/9/2021), umat Islam sudah memasuki bulan Safar 1443 H.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Vivi Febrianti
net
berdoa 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Mulai hari ini, Kamis (8/9/2021), umat Islam sudah memasuki bulan Safar 1443 H.

Berdasarkan kalender Islam, 1 Safar 1443 H jatuh pada 8 September 2021.

Anggapan bahwa bulan Safar ini merupakan bulan sial rupanya sudah ada sejak zaman Jahiliyah.

Saat itu bangsa Arab kerap meyakini bahwa bulan Safar merupakan bulan sial yang diyakini banyak terjadi musibah.

Rupanya anggapan itu juga masih dipercaya oleh sebagian orang di Indonesia.

Contohnya, beberapa orang kerap menghindari acara pernikahan, aqiqah atau bepergian di bulan Safar.

Padahal menurut Islam, menganggap bulan tertentu sebagai bulan sial hukumnya adalah syirik.

Sama seperti bulan lainnya, bulan Safar merupakan bulan istimewa untuk meraih pahala dan meningkatkan keimanan.

Dilansir dari Youtube Al-Bahjah TV Rabu (8/9/2021), Buya Yahya menergaskan tidak ada hari atau bulan bencana.

"Tidak ada hari bala, hari bencana adalah hari kita bermaksiat. Jangan percaya hari rabu hari bencana atau jangan percaya bulan Safar adalah bulan celaka atau bulan Hapit bulan sengsara atau bulan miskin, enggak ada itu semuanya," jelas Buya Yahya.

Baca juga: Masuk Bulan Safar 1443 H, Ini Keutamaan dan Amalan yang Bisa Diamalkan Mulai Besok 7 September 2021

Baca juga: Hukum Sholat Rebo Wekasan atau Sholat Tolak Bala di Akhir Bulan Safar, Ini Kata Ustaz Abdul Somad

"Hari Allah adalah hari baik semuanya, hari jelek itu adalah hari ketika kita bermaksiat," tegasnya lagi.

Kemudian pada bulan Safar ini, sebagian orang mempercayai tentang hari Rabu terakhir di bulan Safar atau yang sering disebut Rabu Wekasan atau rebo wekasan.

Buya Yahya pun menegaskan bahwa hukumnya boleh percaya boleh tidak.

"Kemudian kisah tentang Rebu wakasan yang kami dengar adalah ada seorang orang sholeh menyampaikan bahwa hari ini akan ada bencana, kita tidak boleh bilang ini omongan Nabi, karena (Rabu Wekasan) bukan dari Nabi," tutur Buya Yahya.

Kemudian Buya Yahya pun menegaskan bahwa jika omongannya (orang sholeh) tidak bertentangan dengan syariat, makan kita boleh dengar boleh tidak.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved