7 Fakta Restoran Legendaris Rindu Alam Puncak Bogor yang Bakal Dibuka Kembali

Kabar rencana ini keluar dari Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum dengan alasan untuk peningkatan pendapatan daerah

Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Damanhuri
TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzi
Restoran Rindu Alam, puncak, Kabupaten Bogor 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Naufal Fauzy

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CIBINONG - Restoran legendaris Rindu Alam Puncak Bogor dikabarkan bakal dihidupkan kembali setelah restoran ini ditutup tahun 2020 lalu.

Kabar rencana ini keluar dari Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum dengan alasan untuk peningkatan pendapatan daerah.

Berikut sejumlah fakta terkait Restoran Rindu Alam yang dirangkum TribunnewsBogor.com.

1. Dibangun pada 1979 oleh sang jenderal

Pada tahun 1979 restoran Rindu Alam mulai dibangun di Jalan Raya Puncak, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.

Cucu ke-2 sang pendiri, Adam Adji, mengatakan bahwa pembangunan ini berawal ketika sang kakek, Letnan Jenderal Ibrahim Adjie memilih untuk meninggalkan dunia politik setelah beberapa waktu Presiden Soekarno lengser dari jabatannya dan diganti oleh Presiden Soeharto.

Kakeknya yang merupakan kelahiran Bogor dan pernah menjabat sebagai Panglima Kodam Siliwangi ini menurut Adam berkawan dengan Mangkuto, pemilik restoran Padang di Cipanas, Cianjur.

Mereka bekerja sama membangun rumah makan yang berlokasi di ketinggian sekitar 1.443 dari permukaan laut itu dan pada tahun 1980 Restoran Rindu Alam mulai beroperasi.

"Jadi tahun 1979 dibangun, tahun 1980 beroperasi, kebetulan kakek saya Ibrahim Adji punya rekanan Mangkuto, mereka temenan baik sampai sekarang ini, keduanya sudah meninggal, diteruskanlah oleh anak-anaknya, terus cucu-cucunya," ungkap Adam kepada TribunnewsBogor.com.

2. Berkali-kali hendak tutup

Restoran ini berdiri di lahan milik pemerintah dengan sistem sewa pakai.

Pada tahun 1983 - 1984, cobaan terhadap berdirinya restoran ini mulai muncul.

Tuntutan pembongkaran restoran dari pihak pemerintah ternyata sudah terjadi pada masa orde baru itu.

Namun saat itu berhasil dibatalkan setelah sang pemilik Ibrahim Adjie berupaya mempertahankan tempat usahanya.

"Pernah dulu pada jaman Soeharto Rindu Alam pernah mau digusur juga, tahun 1983-1984, karena kakek saya kenal baik dengan pemerintah, dan juga jasa-jasanya dulu, tuntutan berhasil dibatalkan," kata Adam.

Tuntutan agar Rindu Alam ditutup kemudian muncul kembali pada tahun 2017 dari Pemprov Jabar.

Pembangunan restoran ini sudah atas izin Dinas PU namun permasalahannya terjadi tumpang tindih perjanjian hingga hal itu pun diselesaikan di meja hijau.

Sampai akhirnya restoran legendaris ini benar-benar tutup pada tanggal 20 Februari 2020.

Cucu ke-2 sang pendiri Rindu Alam, Adam Adjie mengatakan bahwa penutupan Restoran Rindu Alam ini berkaitan dengan habisnya masa kontrak.

Restoran Rindu Alam tutup. Para karyawan yang sudah bekerja puluhan tahun satu demi satu mengangkut barang yang tersisa demi mengosongkan bangunan restoran, Selasa (25/2/2020).
Restoran Rindu Alam tutup. Para karyawan yang sudah bekerja puluhan tahun satu demi satu mengangkut barang yang tersisa demi mengosongkan bangunan restoran, Selasa (25/2/2020). (TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy)

3. Asal nama Rindu Alam.

Menurut Adam, nama Rindu alam pertamakali diambil oleh kakeknya sendiri dimana artinya merupakan perasaan tentang kerinduan, dan mengingat terhadap kelestarian alam Puncak.

Selama beberapa tahun awal berdiri, restoran Rindu Alam langsung berhasil menarik hati para pengunjung Puncak Bogor.

4. Karyawan setia sampai tua

Sejak awal berdiri hingga sekarang, para karyawan yang bekerja di restoran itu sebagian besar masih setia bekerja di sana hingga mereka mempunyai anak cucu.

Adam pun mengaku masih ingat ketika ia berumur 3 tahun, ia bermain di dalam restoran, dibopong-bopong oleh karyawan yang bahkan sampai tahun 2020 masih bekerja di sana dan Adam pun kini sudah berkeluarga dan punya anak.

5. Pelanggan setia hingga para artis

Setelah puluhan tahun berdiri, para pelanggannya pun masih tetap setia berdatangan sejak dulu hingga mereka membawa anak dan juga cucu-cucunya.

Bahkan para artis pun tidak ketinggalan untuk singgah ke restoran ini ketika mereka mengunjungi kawasan Puncak.

Adam Adji mengatakan bahwa restorannya itu beberapa kali juga sempat dipakai untuk syuting.

"Betul di sini juga pernah dipakai syuting film, terus artis yang sudah pernah makan di sini juga banyak, seperti Titiek Puspa, Tukul, Cita Citata, Lesti, dan yang lainnya," ujar Adam.

Restoran Rindu Alam tutup. Para karyawan yang sudah bekerja puluhan tahun satu demi satu mengangkut barang yang tersisa demi mengosongkan bangunan restoran, Selasa (25/2/2020).
Restoran Rindu Alam tutup. Para karyawan yang sudah bekerja puluhan tahun satu demi satu mengangkut barang yang tersisa demi mengosongkan bangunan restoran, Selasa (25/2/2020). (TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy)

6. Menu andalan

Menurut Adam, menu-menu makanan yang sering dipesan pengunjung bahkan para artis membuat restoran Rindu Alam mempunyai ciri khas tersendiri.

Lanjut Adam, dimana makanan yang sering dipesan pada umumnya adalah makanan yang memberi kehangatan bagi para pelanggannya.

"Umumnya mereka itu suka pesen kambing guling, sate kambing, campur sari, pepes ayam bambu bakar dan kita juga pakai hotplate," ungkapnya.

Ia mengatakan bahwa ketika pengunjung makan di restorannya ini sangat cocok apabila makanan yang sudah disajikan disantap segera, karena rasa dicampur suasana dinginnya Puncak membuat hal tersebut terasa nikmat.

7. Jadi ikon Puncak Bogor

Saat masih berdiri, Restoran Rindu Alam dianggap sudah menjadi ikon Puncak Bogor.

Kawasan Puncak terkenal dengan adanya Restoran Rindu Alam ini.

Hal ini diakui Wakil Bupati Bogor Iwan Setiawan.

"Dulu juga nama Puncak sampai ke mancanegara, Obama pernah ngomong di Puncak itu ada restoran Rindu Alam, itu kan jadi mendunia. Rindu Alam jangan dihapus namanya. Rindu alam itu punya histori, ikon Puncak juga," kata Iwan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved