Cerita Megawati Pernah Ditawari Golkar, Tapi Lebih Pilih PDI : Karena Mau Ngikutin Bapak Saya
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri rupanya pernah ditawari masuk Partai Golkar.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Vivi Febrianti
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri rupanya pernah ditawari masuk Partai Golkar.
Hal itu diceritakan Megawati saat memberikan arahan dalam peresmian Prasasti Taman UMKM Bung Karno dan 16 Kantor Partai, Kamis (28/10/2021).
Namun, tawaran masuk Golkar tersebut ditolak oleh Megawati.
Alasannya, Megawati lebih memilih Partai Demokrasi Indonesia (PDI).
Hal itu dikarenakan dirinya ingin mengikuti jejak sang ayah, Presiden RI Pertama, Ir Soekarno.
"Saya masuk PDI , dulu padahal saya ya ditawari masuk Golkar, tapi saya milih PDI," ungkap Megawati," dilansir dari TribunnewsBogor.com, Kamis.
Dirinya lebih memilih PDI karena mengikuti jejak sang ayah Soekarno yang mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) pada 4 Juli 1927.
Partai tersebut kemudian mengalami fusi pada Orde Baru bernama PDI yang kini bernama PDIP.
"Kenapa? Karena saya bilang saya mau ngikutin bapak saya (Soekarno). Beliau pendiri PNI. PNI kan difusi," ucapnya.
"PDI dulu namanya PNI. Bung Karno yang mendirikan sebelum merdeka karena beliau berpikir membangun sebuah kekuatan. Jadi bayangkan, waktu itu sebuah keberanian luar biasa. Bung Karno berani membangun Partai Nasional Indonesia," katanya.
Baca juga: Megawati: Daripada Saya Capek Pecat-pecat, Mengundurkan Diri Saja Kalau Sudah Tidak Suka PDIP
Baca juga: Tentukan Pilihan Capres PDIP, Megawati Lakukan Kontemplasi Minta Petunjuk Tuhan
Minta Kader Mengundurkan Diri
Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri memperingatkan para kader agar patuh terhadap aturan partai.
Megawati menegaskan jika ada kader tidak loyal dan tidak mau menjalankan tugas partai maka lebih baik mengundurkan diri.
Hal itu disampaikannya saat memberikan arahan dalam peresmian Prasasti Taman UMKM Bung Karno dan 16 Kantor Partai, Kamis (28/10/2021).
"Tentu aturan partai itu siapa sih yang bertanggung jawab ketum, saya. Jadi kalau anda tidak loyal atau tidak mau menjalankan tugas partai, ya jangan jadi orang partai," kata Megawati.