IPB University
Jadi Fasilitator Akademik Para Insinyur, IPB University Teken Kerjasama dengan KLHK
IPB University berfungsi sebagai fasilitator akademik bagi para insinyur yang diharapkan mampu menciptakan sumber daya manusia unggul.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- IPB University menjalin kerjasama Program Profesi Insinyur (PPI) Teknik Kehutanan dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Gedung Mandala Wanabakti.
Kerjasama ini dalam rangkaian Pencanangan Program Percepatan Insinyur Teregistrasi PII-Teknik Kehutanan.
Penandatanganan kerjasama ini dilakukan oleh Wakil Dekan Sekolah Pascasarjana IPB University, Prof Agus Buono dengan Ketua Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Teknik Kehutanan, Dr Heru Dewanto.
Melalui kerjasama ini, diharapkan lulusan program percepatan insinyur teregistrasi PII Teknik Kehutanan siap untuk bersama-sama mengatasi permasalahan kehutanan.
Tidak hanya itu, para lulusan juga diharapkan dapat dipercaya oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam mengatasi isu yang berkaitan dengan upaya penanganan perubahan iklim.
Sementara itu, IPB University berfungsi sebagai fasilitator akademik bagi para insinyur yang diharapkan mampu menciptakan sumber daya manusia unggul.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar, turut memberikan selamat atas penandatanganan kerja sama tersebut.
Ia berharap, kerjasama ini segera diimplementasikan intellectual power dan moral power karena merupakan kunci dalam menjaga hutan.
“Penting untuk membangun profesionalitas anak bangsa. Seyogyanya, dengan pencanangan program percepatan insinyur teregistrasi PII Teknik Kehutanan dapat segera dimanfaatkan oleh para sarjana kehutanan,” tegasnya.
Ia juga menyebut, Indonesia berada pada posisi yang sama dengan Brasil dan Kongo sebagai negara dengan luas hutan tropis terbesar di dunia.
Namun demikian, permasalahan deforestasi dan degradasi hutan menjadi perhatian utama negara.
Siti Nurbaya mengaku, saat ini pihaknya berusaha mencapai Indonesia FOLU Net Sink tahun 2030.
Beberapa strategi untuk Indonesia FOLU Net Sink 2030 yaitu pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi gambut (emisi dan kebakaran gambut).
Tidak hanya itu, pemerintah Indonesia juga menetapkan strategi jangka panjang rendah karbon dan ketahanan iklim melalui dokumen LTS-LCCR 2050.
“Di dalam mencapai target-target ini diperlukan kerja keras dan kolaborasi dari banyak pihak,” terang Siti Nurbaya.
Alumnus IPB University itu juga meminta dukungan kampus untuk membantu memfasilitasi kehadiran dan reformasi program PII Teknik Kehutanan.
Dengan demikian, dapat memenuhi manfaat maupun makna dari keinsinyuran dengan profesionalisme. (*)