Memilih Mandiri, Pemuda Tunanetra Asal Cijeruk Bogor Ini Ubah Bambu Jadi Usaha Besek Ikan

Berbagai cara Omang lakukan supaya bisa setara dengan manusia yang memiliki fisik sempurna.

Penulis: Rahmat Hidayat | Editor: Vivi Febrianti
TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat
Proses Omang Saat Membuat Besek Ikan dari Bambu, Jumat (12/11/2021). 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com Rahmat Hidayat

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CIJERUK – Mempunyai fisik yang sempurna pasti dambaan setiap orang.

Kadangkala, fisik menjadi tolak ukur yang pertama dalam menjalani kehidupan dunia.

Bahkan, dijadikan alat bersaing dalam segala bidang.

Acapkali orang dengan keterbatasan fisik, memilih mundur dari ketatnya kehidupan dunia serta bergantung kepada orang lain.

Namun, hal tersebut dibantah oleh Omang (44) warga Kampung Cinewon, Desa Tajur Halang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor.

Mengalami kebutaan semenjak umur 3 tahun, tidak membuat Omang menjadi kerdil.

Berbagai cara Omang lakukan supaya bisa setara dengan manusia yang memiliki fisik sempurna.

Belakangan diketahui, Omang menekuni usaha kerajinan bambu ‘besek’ ikan.

Dengan tujuan supaya tidak menggantungkan hidup kepada orang lain. 

Meskipun ia sadar bahwa ia mempunyai keterbatasan fisik.

“Alhamdulillah kalau usaha besek ini dari tahun 1998. Saya memberanikan diri awalnya. Daripada diem gaada aktifitas,” ucapnya kepada TribunnewsBogor.com saat dikunjungi di kediamannnya, Jumat (12/11/2021).

Sudah hampir 23 tahun Omang menekuni usaha tersebut.

Aura semangat sangat terpancar dari air muka Omang.

Keterampilan tangannya sangat terasah mengolah bambu dari awal sampai menjadi ‘besek’ ikan.

Tidak tanggung-tanggung, hanya dalam hitungan jam Omang berhasil membuat bambu menjadi ‘besek’.

“Biasanya kalau buat itu sendiri. Tapi, yang ngambil bambu itu dibantu oleh saudara saya. Sehari itu bisa 100 besek saya bisa buat. Mulai pagi sampai sore biasanya,” jelasnya.

Kekurangan fisik tidak serta merta membuat hidup tidak mandiri.

Kerajinan ‘besek’ ikan tersebut kini menjadi ladang usaha bagi Omang.

“Kalau ngejualnya sih dari awal. Kalau dulu 100 perak. Sekarang 170 perak satu beseknya. Ya, alhamdulillah lah. Buat beli kopi dan makan mah ada setiap harinya,” tambah ia.

Dengan hal tersebut, Omang berhasil membuktikan bahwa keterbatasan fisik bukanlah segalanya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved