Ajak Siswinya Kerjakan Tugas di Kamar, Guru Honorer Dipecat Kepsek, Beralasan Suka Sama Suka

Bukannya dilindungi seperti anak sendiri, oknum guru ini malah melakukan tindakan asusila terhadap siswinya.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Damanhuri
Kolase
Ilustrasi siswi SMP disetubuhi 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Seorang guru harusnya bisa menjadi pengganti orangtua di sekolah.

Namun lain halnya dengan oknum guru satu ini yang malah melakukan tindakan asusila terhadap muridnya sendiri.

Untuk melancarkan aksinya, sang guru pun mengajak siswi SMK itu untuk mengerjakan tugas di dalam kamar.

Tapi bukannya mengerjakan tugas, sang guru malah melakukan tindakan asusila kepada siswinya itu.

Saat diinterogasi oleh kepala sekolah, ia pun mengaku hal tersebut dilakukan atas dasar suka sama suka.

Dilansir TribunnewsBogor.com dari TribunFlores.com, Jumat (19/11/2021), perbuatan tak senonoh itu pun kemudian dilaporkan ke sekolah.

Adapun modus yang dilakukan, guru honor itu mengajak siswi itu mengerjakan tugas di sebuah kamar.

Rayuan maut pun dilontarkan hingga tindakan asusila tersebut terjadi

Kepala sekolah SMKN 1 Larantuka di Kabupaten Flores Timur memecat SW, seorang oknum guru yang melakukan perbuatan asusila terhadap siswanya.

"Dia (SW) statusnya guru honor, maka kewenangannya ada pada kepala sekolah dan komite sekolah. Saat itu juga dia diberhentikan. Surat pemberhentiannya berlaku sejak 1 November 2021," kata Kepala SMKN 1 Larantuka, Fransiskus Didu Bas Fernandez.

Baca juga: Update Kasus Dugaan Pencabulan Tiga Anak di Luwu Timur, Polri Buka Penyelidikan Baru

Baca juga: Desak Polisi Buka Lagi Kasus di Luwu Timur, Istana Minta Pelaku Pencabulan Anak Tak Dibela

SW, yang merupakan alumni SMKN 1 Larantuka itu sudah dua tahun mengajar.

Pada saat kuliah, dia juga melaksanakan praktik di SMKN 1 Larantuka.

"Setelah wisuda, kebetulan kita ada butuh guru, dia kita panggil untuk mengajar," kata Didu Fernandez.

Pelaku Berdalih Suka Sama Suka

Informasi terkait kasus asusila oknum guru itu diperoleh Kepsek Didu Fernandez dari masyarakat, dua minggu setelah kejadian.

Setelah mendapat informasi itu, ia kemudian melakukan investigasi dan memanggil korban.

Korban kemudian menceritakan dengan polos dari awal kejadian hingga ia mengalami perlakuan tak senonoh dari SW.

Untuk mengkonfirmasi pengakuan korban, Didu Fernandez juga telah memanggil SW ke ruangannya.

Di hadapan kepsek, SW pun tak berkelit. Ia mengakui semua perbuatannya.

SW membenarkan bahwa saat itu ia mengajak siswinya mengerjakan tugas di kamar.

Baca juga: Nasib Tragis 2 Bocah Dicabuli Kakek, Kakak, Paman & Tetangga, Respon Ibu Kandung Bikin Warga Syok

Baca juga: Orangtua Syok Putrinya Bawa Masuk Pria ke Kamar Lalu Tutup Pintu, Sedang Lakukan Ini Saat Digedor

Hingga terjadi perbuatan yang tidak senonoh.

Meski menurut SW, aksinya itu sebagai bukti suka sama suka.

"Menurut guru (pelaku), mereka lakukan karena suka-sama suka. Tapi saya tidak terima alasan dia. Karena menurut saya, apa yang dilakukan oleh seorang guru terhadap anak didiknya itu, salah."

"Guru harus melihat siswa/siswi sebagai anak. Orang tua menitipkan anaknya di sekolah, maka di sekolah, guru harus sebagai orang tua dan siswa adalah anak. Anak harus dilindungi," katanya.

Minta Korban Tidak Dibully

Untuk menjaga psikologi korban agar tetap menjalankan aktivitas di sekolah, melalui rapat dewan guru, ia sudah menginstruksikan semua guru agar siswi (korban) harus didampingi sungguh melalui pendampingan khusus guru bimbingan konseling (BK) maupun guru wali.

"Saya melihat dia punya keinginan untuk tetap sekolah. Saya sudah tegaskan, anak ini harus dijaga khusus, agar ia bisa bangkit. Beri dia penguatan dan motivasi sampai dia benar-benar kembali percaya diri," tegasnya.

Selain menjaga psikologi korban melalui pendampingan guru BK, sekolah juga telah memberi imbauan kepada semua siswa melalui guru wali untuk mencegah bullying di sekolah.

"Secara kasat mata saya lihat dia (korban) sudah mulai membaik, apalagi dua pekan ini dia sudah ikut pelajaran di sekolah. Tapi saya yakin psikologisnya masih terganggu. Kepada semua guru wali, saya sudah tegaskan agar beri imbauan ke siswa-siswa lain agar tidak boleh ada 'bullying'"

"Kita sungguh-sungguh menjaga, karena anak ini adalah korban. Kalau korban, perlu kita dilindungi," ujarnya.

Baca juga: Modus Ajak Makan di Kafe Malah Belok ke Hotel, Oknum Guru Cabuli Siswinya Lalu Kasih Uang Rp 20.000

Baca juga: Dilaporkan ke Polisi, Oknum Guru di Tuban Diduga Berbuat Asusila ke Anak di Bawah Umur

Kasus Serupa

Seorang guru harusnya bisa jadi panutan bagi para siswanya.

Bahkan di sekolah, guru adalah pengganti orangtua para siswanya.

Hal itu tampaknya tidak dimiliki oleh oknum guru yang satu ini.

Sebab bukannya menyayangi siswanya seperti anak sendiri, ia malah tega menodai siswi SMK yang merupakan muridnya sendiri.

Seorang guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Medan ditangkap personel Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Medan karena telah melecehkan muridnya.

Guru berinisial PG (49) itu diketahui berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di sebuah SMK Negeri di Kota Medan.

Dalam melancarkan aksinya, PG berpura-pura mengajak korban untuk makan di kafe.

Tak hanya satu, diduga ada dua siswa yang telah dilecehkan oleh PG.

PG pun diamankan tanpa perlawanan pada Kamis (14/10/2021).

Dilansir dari Kompas.com, peristiwa pelecehan itu berawal saat korban berinisial M (14) menemui pelaku di sekolah.

Korban saat itu memberitahukan kepada pelaku bahwa dirinya tidak jadi vaksin.

Pelaku lantas menyuruh korban ke ruang praktik komputer.

Setelah itu, pelaku kemudian mengajak korban untuk makan siang di kafe di Jalan Ngumban Surbakti, Kota Medan.

Korban pun mengikuti ajakan PG, dan di sinilah kasus pencabulan ini berawal.

Saat diperjalanan menuju kafe, rupanya pelaku malah membelokkan mobilnya di sebuah hotel di Jalan Jamin Ginting.

Di hotel tersebut, korban pun sempat dibujuk oleh pelaku untuk mengikuti ajakannya itu hingga akhirnya terjadi pencabulan.

Korban ditinggalkan dan diberi uang Rp 20.000

Setelah puas melakukan aksi cabulnya, pelaku pun sempat tertidur di kamar.

"Usai mencabuli korban, pelaku tertidur," kata Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Riko Sunarko, Kamis (21/10/2021).

Pada saat tengah tertidur tersebut, ibu korban menelepon pelaku.

Saat itu, ibu korban menanyakan kepada pelaku tentang keberadaan anaknya.

"Saat dihubungi, ibu korban menanyakan di mana anaknya, namun tersangka tidak mengakui sedang bersama korban," ungkap Riko, dilansir Tribun Medan.

Usai menerima telepon dari ibu korban, pelaku pun langsung meninggalkan korban begitu saja di kamar hotel.

Tak hany aitu, pelaku juga memberikan uang sebesar Rp 20.000 kepada korban.

Selanjutnya, korban pn menelepon ibunya dan menceritakan bahwa ia sedang berada di hotel.

Korban juga menceritakan kejadian yang dialaminya kepada orangtuanya.

"Korban menghubungi ibunya dan dijemput oleh sepupunya di hotel," ucapnya.

Pihak keluarga kemudian membuat laporan pengaduan ke Polrestabes Medan.

Dari laporan tersebut, polisi melakukan penyelidikan dan menangkap PG tak jauh dari rumahnya.

"Pelaku diamankan di sebuah warung dekat rumahnya di Helvetia," sambungnya.

(TribunnewsBogor.com/TribunFlores.com)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved