Buntut Penembakan di Exit Tol Bintaro, Polda Metro Jaya Nonaktifkan Ipda OS

Ipda OS dinonaktifkan selama masa pemeriksaan di Propam Polda Metro Jaya terkait kasus penembakan yang menewaskan 1 orang itu.

Editor: Ardhi Sanjaya
Istimewa
Ilustrasi penembakan 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Polda Metro Jaya telah menonaktifkan Anggota Satuan Patroli Jalan Raya (PJR) Direktorat Lalu Lintas, Ipda OS terkait kasus penembakan 2 orang di Exit Tol Bintaro, Jakarta Selatan, Jumat (26/11/2021) lalu.

Ipda OS dinonaktifkan selama masa pemeriksaan di Propam Polda Metro Jaya terkait kasus penembakan yang menewaskan 1 orang itu.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan mengatakan, Ipda OS dinonaktifkan dari jabatannya dalam rangka pemeriksaan intensif oleh penyidik.

Ipda OS hingga kini masih diperiksa Propam Polda Metro Jaya terkait kronologi dan motif penembakan terhadap 2 orang yang disebut mengaku berprofesi sebagai wartawan itu.

"Ipda OS sudah di nonaktifkan dari Ditlantas Polda Metro. Ini dilakukan dalam rangka pemeriksaan intensif di Propam Polda Metro Jaya," kata Zulpan kepada wartawan, Jumat (3/12/2021).

Zulpan menambahkan, Ipda OS hingga saat ini masih berstatus sebagai terperiksa.

Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya masih melakukan penyidikan terhadap OS.

"Statusnya belum ditingkatkan jadi tersangka. Masih sebagai terperiksa," katanya.

Seperti diketahui, peristiwa penembakan itu terjadi pada Jumat (26/11/2021) sekitar pukul 19.00 WIB.

Dua orang ditembak Ipda OS masing-masing berinisial PP dan MA.

Seorang korban berinisial PP meninggal dunia.

Dia meninggal dunia sehari setelah menjalani perawatan di RS Pelni, Jakarta Pusat.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat menyebut penyidik masih mendalami motif Ipda OS menembak kedua korban.

"Saat ini yang bersangkutan belum ditetapkan sebagai tersangka, kenapa? Karena untuk menetapkan sebagai tersangka harus minimal dua alat bukti, peristiwa penembakannya benar, bikin orang luka benar, tapi maksud tujuannya masih perlu didalami," ujar Tubagus, Selasa (30/11/2021) kemarin.

Kasus ini bermula dari laporan seorang pria berinisial O. O diketahui sebagai karyawan swasta itu merasa terancam hingga melapor ke Ipda OS karena diintai oleh kedua korban dari Sentul, Bogor, Jawa Barat.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved