IPB University

Bergizi Tinggi, IPB University Beberkan Strategi Pengelolaan Cendawan di Indonesia

Strategi tersebut dibagikan dalam kuliah umum daring bertema “Strategi Pengelolaan Aset Biodiversitas Cendawan di Indonesia”

Editor: Tsaniyah Faidah
ist
Gedung Rektorat IPB University di Dramaga, Kabupaten Bogor. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB University membagikan strategi pengelolaan cendawan di Indonesia.

Cendawan sendiri merupakan jamur yang memiliki nilai gizi tinggi.

Strategi tersebut dibagikan dalam kuliah umum daring bertema “Strategi Pengelolaan Aset Biodiversitas Cendawan di Indonesia” bersama Mikoina Komunitas Bogor dan Indonesian Center for Tropical Sciences.

Ketua Kelompok Peneliti Biologi dan Kesehatan Tanah Balai Penelitian Tanah, Surono mengungkapkan interaksi tanaman dan cendawan merupakan simbiosis mutualisme.

Salah satu aktivitas simbiosis tersebut yaitu transfer nutrisi.

“Cendawan dark septate endophytes (DSE) dapat memproduksi senyawa antioksidan, asam-asam organik, fitohoron, serta senyawa antipatogen. Oleh karenanya, teknologi cendawan sebaiknya ramah lingkungan agar menghasilkan produk yang sehat,” ucap Alumnus IPB University tersebut.

Surono melakukan penelitian dengan mengumpulkan data DSE dari berbagai lahan sulfat masam di Indonesia.

Menurut Surono, pemanfaatan cendawan endofit berseptat gelap dan cendawan mikoriza terbukti dapat membantu tumbuhan dalam beradaptasi pada lingkungan tercemar logam berat.

Cendawan merupakan kunci pengembangan pertanian masa depan yang ramah lingkungan.

Surono berharap DSE pada berbagai komoditas pangan dapat diteliti lebih jauh di Indonesia Timur.

Isolat-isolat dari DSE nantinya dapat bermanfaat dalam sektor pertanian, kehutanan, dan sebagainya.

Ketua Kelompok Peneliti Biomaterial Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dr Dede Heri Yuli Yanto memaparkan bahwa jamur pelapuk putih mendegradasi lignin dan selulosa menggunakan enzim liginolitik.

Komponen lignin ini sangat penting pada komoditas kayu.

Menurutnya, sumber lignoselulosa melimpah di Indonesia. Jumlahnya yang banyak menyebabkan lignin dianggap sebagai limbah.

Dr Dede mengatakan bahwa saat ini mahasiswa IPB University sedang menjalankan penelitian degradasi exopolysaccharide pada jamur.

“Produksi enzim lakase tidak memerlukan biaya yang mahal. Pada industri hijau, enzim lakase dapat dimanfaatkan sebagai bioremediasi, industri makanan, kimia sintetis, pulp dan kertas, dan biorefiner. Enzim lakase juga digunakan dalam baking untuk meningkatkan kualitas adonan,” tutupnya.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved