Cerita Pilu Istri Tahanan Narkoba, Suami Tewas Setelah Diminta Uang Rp 25 Juta: Dia Disiksa
Zailani meninggal duni diduga disiksa oknum petugas seusai ditangkap karena kasus narkoba.
Penulis: Damanhuri | Editor: Ardhi Sanjaya
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Nasib pilu dialami seorang tahanan Narkoba Polsek Medan Kota.
Zailani meninggal duni diduga disiksa oknum petugas seusai ditangkap karena kasus narkoba.
Zailani meninggal dunia setelah menjalani perawatan selama tiga hari di RS Bhayangkara Tingkat II Medan, pada Minggu, 26 Desember 2021.
Feni, istri almarhum Zailani mengungkapkan cerita pilu yang dialami suaminya selam menjadi tahanan narkoba.
Menurutnya, sang suami yang tewas mengenaskan sempat mengaku disiksa di Polsek Medan Kota.
Fen menuturkani, setelah ditangkap dalam kasus narkoba pada 11 Oktober 2021 lalu, Zailani ditahan di sel Polsek Medan Kota.
TONTON JUGA:
Saat itu, Feni sempat menemui suaminya, ia melihat suaminya itu dalam kondisi lemas.
"Waktu saya jenguk dia di Polsek Medan Kota, dia (Zailani) jalan sudah tergopoh-gopoh, bajunya sudah koyak," kata Feni berusaha menahan tangis, Kamis (30/12/2021) seperti dikutip TribunnewsBogor.com dari Tribun Medan.
Baca juga: Mengungkap Misteri Pemilik Kemeja Kotak-kotak Pelaku Pembunuhan Subang, Sosok Danu Kini Disorot
Lantaran sedih melihat kondisi suaminya, Feni sempat bertanya apa yang terjadi.
Saat itu Zailani mengaku telah disiksa di dalam sel tahanan menggunakan kayu.
"Di ruangan itu aku disiksa, sambil nunjuk (sel tahanan). 'Orang ini yang nyiksa aku, dada ku sesak," kata Feni menirukan perkataan suaminya itu.
Namun, Zailani tak sempat menyebutkan nama-nama orang yang menyiksa dirinya.
Zailani juga tampak ketakutan saat bicara dengan istrinya.
"Dia bilang kepala dipukul pakai kayu, saya pegang kepalanya ada benjolan, ada bekas darah kering di kepalanya juga waktu saya pegang itu," kata Feni.
Bukan cuma disiksa, Zailani juga sempat dimintai uang Rp 25 juta.
Adapun yang meminta uang itu adalah penyidik Polsek Medan Kota sebagai imbalan agar Zailani bisa dibebaskan.
Namun, karena Zailani tak punya uang, dia kemudian dikirim ke RTP Polrestabes Medan.
Baca juga: Misteri Mayat Bayi Tanpa Kepala Terungkap, Korban Sempat Dikuburkan Lalu Dibuang ke Sungai
Menurut pihak keluarga, setelah Zailani ditangkap petugas Polsek Medan Kota pada Senin, 11 Oktober 2021 lalu karena kasus narkoba, kondisi warga Jalan Multatuli, Lingkungan III, Kecamatan Medan Kota ini cukup memprihatinkan.
"Setelah ditangkap, dua hari kemudian saya datang ke Polsek Medan Kota. Saat itu dia (Zailani) mengaku dihajar, tapi enggak dikasih tahu siapa yang menghajar," kata Feni, istri Zailani, Rabu (29/12/2021).
Feni mengatakan, selain mengaku dihajar, Zailani menyebut bahwa penyidik Polsek Medan Kota meminta uang Rp 25 juta pada dirinya, agar dia bisa dibebaskan.
Namun, permintaan itu tidak bisa dikabulkan keluarga, lantaran mereka tidak punya uang.
Karena keluarga tidak bisa memenuhi permohonan penyidik, berkas perkara Zailani tetap berlanjut.
Penyidik Polsek Medan Kota kemudian mengirim Zailani ke Rumah Tahanan Polisi (RTP) Polrestabes Medan.
Pada akhir November 2021 lalu, setelah Zailani mendekam di RTP Polrestabes Medan, dia menghubungi Feni.
"Waktu itu suami saya minta uang Rp 2 juta. Katanya itu uang kebersamaan. Jadi saya bilang enggak punya duit," kata Feni.
Lantaran Zailani mendesak, Feni pun berjanji akan mencari pinjaman.
Baca juga: Sketsa Wajah Pelaku Kasus Subang Berasal dari Keterangan Saksi, Kriminolog : Bisa Benar, Bisa Salah
Apalagi, Zailani mengaku disiksa oleh sejumlah tahanan di RTP Polrestabes Medan jika tidak menyerahkan uang yang diminta.
"Dia (Zailani) bilang, kalau uangnya enggak ada, dia akan dipukuli terus," kata Feni.
Dalam kondisi tertekan dan kelimpungan, Feni mencari uang kemana-mana.
Namun, uang yang diminta Zailani tidak bisa diberikan oleh Feni lantaran sama sekali tidak punya uang.
Pada 23 Desember 2021, Feni mendapat kabar bahwa Zailani dibantarkan ke RS Bhayangkara Tingkat II Medan karena kondisinya kritis.
"Jadi saya cek kesana, dia dirawat di ruangan yang buruk. Kondisinya pun sudah tidak bergerak," kata Feni.
Karena kondisinya makin memburuk, dokter pun memindahkan Zailani ke ruang ICU untuk dilakukan perawatan medis.
Namun, lanjut Feni, kala itu ia melihat kondisi tubuh suaminya banyak terdapat luka bakar seperti bekas sundutan rokok.
"Kalau lihat secara logika, secara pribadi, ini seperti macam dipukuli, dicekik atau diapakan gitulah, macam disulut-sulut api rokok luka nya. Ada yang bolong-bolong, ada yang ini gosong lukanya," ucapnya.
Setelah Zailani menjalani perawatan selama tiga hari di RS Bhayangkara Tingkat II Medan, pada Minggu, 26 Desember 2021, Zailani mengembuskan nafas terakhirnya.
Zailani meninggal dunia dalam kondisi mengenaskan, dan saat itu keluarga diminta menandatangani surat pernyataan, yang isinya tidak akan menuntut siapapun atas kematian Zailani.
"Meninggalnya sekira pukul 10.00 WIB. Prosesnya panjang sampai jam 02.00 WIB kami ditahan di sana. Disuruh tanda tangan surat, bahwasanya kalau kami dari keluarga enggak bisa nuntut orang itu, saya tanda tangani. Saya berpikiran karena supaya suami saya cepat pulang," pungkasnya.
Baca juga: Sebut Wanita Muda yang Ditemukan di Kamar Kos Bukan Korban Pembunuhan, Polisi: Belum Siap Jadi Ibu
Sementara itu, Terkait kasus ini, rumor berkembang di lapangan, maraknya aksi dugaan pemerasan oleh penyidik Polsek Medan Kota disebut-sebut atas perintah Kapolsek Medan Kota, Kompol Rikki Ramadhan untuk mencari dana guna biaya sekolah sang Kapolres.
Tribun-Medan.com mengkonfirmasi langsung pada Kompol Rikki Ramadhan terkait kabar tersebut.
Namun Kompol Rikki Ramadhan membantah kabar miring itu.
"Aduh, enggak ada loh mas, coba mas koordinasi ke Kanit (Res) deh ya," kata Rikki kepada Tribun-Medan.com, Kamis (30/12/2021).
Disinggung lebih lanjut soal adanya dugaan penyiksaan terhadap tahanan yang tidak mampu menyetor sejumlah uang, Rikki pun enggan menjelaskan.
"Enggak ada mas. Silakan mas bisa dicek ke Kanit Res biar ditunjukan data saat sudah diantarkan ke RS," tuturnya.
(TribunnewsBogor.com/Tribun Medan)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bogor/foto/bank/originals/ilustrasi-tewas-pembunuhan_20180729_073024.jpg)