Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Babak Baru Kasus Dokter Muda Bunuh Kekasih dan Calon Mertua, Mery Sempat Nangis Tanyakan Ini

Kasus dokter muda yang membakar bengkel hingga kekasih dan calon mertuanya tewas memasuki babak baru.

Penulis: Damanhuri | Editor: Damanhuri
Instagram Meryanastasia/Tribunjakarta
Adik yang selamat dari kebakaran bengkel di Tangerang, mengungkap Mery Anastasia menguasai warisan orangtua untuk Leo 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Kasus dokter muda yang membakar bengkel hingga kekasih dan calon mertuanya tewas memasuki babak baru.

Mery Anastastia (30) alias MA yang merupakan terdakwa kasus bengkel dibakar di Cibodas, Kota Tangerang menjalani sidang kedua di Pengadilan Negeri Tangerang, Selasa (11/1/2022).

MA yang saat ini tengah mengandung janin bayi hasil hubungan dengan kekasihnya itu menjalani sidang secara virtual (online) dengan agenda pemeriksaan saksi dari jaksa penuntut umum (JPU).

Dalam persidangan ini, terungkap jika terdakwa Mery sempat menangis seusai membakar bengkel sekalgus tempat tinggal kekasinya tersebut.

Dalam kejadian itu, tiga orang ditemukan meninggal dunia di lokasi kejadian yakni kekasih Mery berinisial LE serta ayah dari ibu LE yakni LI dan ED.

Sementara itu, JPU menghadirkan saksi bernama Fernando Syahputera yang merupakan anak dan adik dari tiga orang korban meninggal dunia dalam peristiwa itu.

Agenda sidang dimulai sejak pukul 15.30 WIB hingga pukul 16.40 yang dipimpin hakim ketua Yuliarti, dan dua hakim anggota, Tugiyanto dan Ferdinan Markus.

Menurut Fernando, saat itu terdakwa Mery sempat terlihat menangis seusai membakar bengkel sehingga mengakaibatkan kakak serta ibu dan ayahnya meninggal dunia.

"Kalau kata petugas kebakaran, kedua orangtua saya ditemukan meninggal di lantai tiga," ucapnya.

"Saat ingin dibawa ke puskesmas, di depan bengkel ada Mery yang menanyakan kondisi kekasih sama orangtua saya. Dia (Mery) menanyakannya sambil menangis."

"Tapi seperti biasa saja, baru selanjutnya saya dibawa ke puskesmas dan kemudian ke rumah sakit," kata Fernando Syahputera. 

Melansir Tribun Tangerang, Fernando menceritakan insiden memilukan yang menimpa keluarganya pada  Jumat (6/8/2021) tersebut.

Sejak pukul 04.00 WIB, saat LE kakak Fernando yang menjadi korban meninggal dunia dijemput Mery di kediamannya untuk pergi ke suatu tempat.

Kemudian, pukul 14.00 WIB Mery menghubungi LI, ibu korban,  kemudian Fernando mengetahui bahwa ibunya sedang cekcok dengan kekasih LE.

Fernando Syahputera saat menjelaskan kronologi bengkel terbakar di Cibodas, Kota Tangerang,yang merenggut nyawa kakak LE dan kedua orangtuanya, LE dan ED, pada sidang kedua di Pengadilan Negeri Tangerang, Selasa (11/1/2022).
Fernando Syahputera saat menjelaskan kronologi bengkel terbakar di Cibodas, Kota Tangerang,yang merenggut nyawa kakak LE dan kedua orangtuanya, LE dan ED, pada sidang kedua di Pengadilan Negeri Tangerang, Selasa (11/1/2022). (Tribun Tangerang/Gilbert Sem Sandro)

"Kakak saya berangkat dari rumah itu Jumat dinihari, dengan dijemput oleh terdakwa, saya tidak tahu waktu itu tujuan mereka ke mana," ujar Fernando di ruang sidang.

"Lalu pada siang hari, saya mendengar ibu saya menerima telepon dari terdakwa dan terlihat berantem, sambil mengatakan 'kamu kurang ajar ya sama saya'," ujarnya lagi.

Fernando menjelaskan, pada pukul 19.00 WIB, Mery sempat mengirim pesan melalui aplikasi media sosial WhatsAap kepada ibunya yang memberitahu bahwa LE tidak pulang pada malam itu.

Namun, tidak lama berselang ternyata LE pulang ke rumah dengan dijemput oleh salah seorang karyawan yang bekerja di bengkel milik keluarganya.

"Sekira jam 19.00 WIB, Mery sempat me-WhatsAap ibu saya yang memberitahu kalau kakak saya enggak pulang di malam itu. Tapi ternyata, kakak saya pulang ke rumah dengan dijemput oleh pekerja bengkel saya di Hotel Olive," kata dia.

"Sesampainya di rumah, kakak saya menjelaskan kepada ibu saya bahwa kekasihnya itu hamil dan meminta segera dinikahkan," katanya.

Namun, saat itu Mery mengajukan enam tuntutan yang dibutuhkan untuk pernikahannya nanti.

"Jawaban ibu saya saat itu, menjelaskan akan menikahkan kakak saya dengan kekasihnya itu. Tapi untuk enam permintaan kekasihnya, ibu saya bilang akan mengusahakan semaksimal mungkin, karena tuntutannya itu ada enam."

"Dan setelah membicarakan itu, kakak saya kembali pergi lagi ke Hotel Olive, dengan kembali diantar oleh orang yang bekerja di bengkel saya," ujarnya.

Selanjutnya, Fernando pun menjelaskan detik-detik menjelang terjadinya peristiwa naas tersebut.

Ketika pukul 22.30 WIB, LE pulang dengan tergesa-gesa, sambil mengatakan kepadanya bahwa Mery sudah membakar bengkel dan rumahnya tersebut.

Mengetahui hal itu, seluruh anggota keluarga yang sedang di lantai dua bangunan rumah tersebut, bergegas hendak turun dan keluar dari rumah itu.

Namun, api telah berkobar, mereka pun memutuskan kembali ke atas, untuk menyelamatkan diri.

Kondisi rumah gelap lantaran aliran listrik mati, membuat keluarga tersebut terpisah dalam perjalanan menuju lantai 3 dan lantai 4.

Fernando dan kakak perempuannya, berhasil selamat sampai di lantai paling atas rumah itu.

Sedangkan LE, LI dan ED (ayah), menjadi korban tewas dalam kejadian itu.

"Sesampainya saya di atas, saya melihat ayah, ibu, dan kakak laki-laki saya tidak ada, akhirnya saya kembali mencoba turun melewati tangga."

"Namun saya lihat api sudah sangat besar, makanya saya mengurungkan niat saya untuk kembali turun ke bawah," ujarnya.

"Saat mau naik kembali, setelah mencoba mengecek orangtua saya itu, saya sempat tersandung oleh jasad kakak saya yang sudah tewas, tapi selanjutnya saya naik lagi menyelamatkan diri."

"Dan sebelum kejadian itu, waktu kakak saya menggedor pintu saya sempat dengar, kalau di luar warga sudah teriak mengatakan 'jangan neng, jangan neng,' seperti itu," tutur Fernando sambil mengusap air mata.

Setelah berjibaku melompat ke balkon yang berada di lantai empat, akhirnya hanya Fernando dan kakak perempuannya yang selamat dari kejadian itu.

Selanjutnya mereka dievakuasi oleh petugas pemadam kebakaran.

Saat dievakuasi, Fernando sempat melihat Mery di depan bengkel sambil menanyakan kondisi kakak dan orangtuanya tersebut.

Selanjutnya dia dan kakak perempuannya dibawa menuju puskesmas, kemudian ke rumah sakit untuk menjalani perawatan.

"Setelah berteriak meminta tolong sambil memadamkan api, akhirnya saya dan kakak perempuan dievakuasi sama petugas pemadam kebakaran," kata dia.

Kondisi rumah sekaligus bengkel yang diduga dibakar di Jalan Cemara Raya, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang pada Sabtu (7/8/2021) dini hari. Potret pacar korban dokter muda inisial MA.
Kondisi rumah sekaligus bengkel yang diduga dibakar di Jalan Cemara Raya, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang pada Sabtu (7/8/2021) dini hari. Potret pacar korban dokter muda inisial MA. (TribunJakarta/Ega Alfreda)

Terancam Hukuman Mati

Kapolsek Jatiuwung menyebut perbuatan MA ini terancam pidana hukuman mati.

"Ancaman hukuman yang kita terapkan membakar diduga merencanakan untuk mengakibatkan orang meninggal dunia itu pasal 340 KUHP ancaman hukuman mati atau 20 tahun," ujar Kapolsek Jatiuwung, Kompol Zazali Hariyono.

"Karena dikenakan pasal pembunuhan berencana ya," tambah Kasubag Humas Polres Metro Tangerang Kota, Kompol Abdul Rachim menegaskan.

Tanggapan keluarga korban

Walau sudah membunuh pacarnya sendiri, Leo, dan calon mertuanya, keluarga korban tetap berlapang dada menerima apa pun vonis yang diberikan kepada MA.

Hendry, paman dari korban mengatakan kalau kedua adik Leo yang selamat dari kebakaran yakni Nando dan Sisca sudah ikhlas dengan keadaan.

"Kita minta pengertian, Nando, Sisca ini anak-anak luar biasa kuat, jadi kita sudah berdialog kalau anak-anak ini,

kami ikhlas terlepas dari apapun vonis kepada tersangka," ujar Hendry di Polsek Jatiuwung, Senin (16/8/2021) malam, dilansir TribunnewsBogor.com dari TribunJakarta.

Adik yang selamat dari kebakaran bengkel di Tangerang, mengungkap Mery Anastasia menguasai warisan orangtua untuk Leo
Adik yang selamat dari kebakaran bengkel di Tangerang, mengungkap Mery Anastasia menguasai warisan orangtua untuk Leo (Instagram Meryanastasia/Tribunjakarta)

"Mereka ikhlas menerima walaupun dengan rasa sakit kehilangan luar biasa," tambahnya.

Kemudian, Sisca dan Nando berharap setelah kejadian ini tidak ada lagi yang mengusik keluarganya.

Sebab, tidak lama setelah Sisca mengklarifikasi soal asal muasal kebakaran banyak yang mencoba untuk menghubunginya.

"Apapun hasilnya nanti vonis, tolong jangan ganggu keluarga kami lagi."

"Biarkan Sisca dan Nando menjalani kehidupan dia sendiri dan pihak sana sendiri," tutur Hendry. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved