Cium Bau, Warga Syok Lihat Mayat Wanita Disimpan 7 Hari oleh Kakaknya, Nasib Anak Lebih Miris

Di dekat pasutri tersebut, ada sesosok mayat wanita yang merupakan adik P sudah terbujur kaku.

Penulis: Uyun | Editor: Yuyun Hikmatul Uyun
Youtube Kompas TV
cium bau, warga syok lihat mayat wanita ini disimpan 7 hari oleh kakaknya, nasib anak lebih miris 

Pihaknya menambahkan, setelah dilakukan pendekatan secara persuasif, akhirnya keluarga korban mau memakamkan jenazah.

"Alhamdulillah, kelurga korban mau memakamkan jenazah gadis tersebut."

"Jenazah di makamkan pada Minggu malam," tambahnya.

cium bau, warga syok lihat mayat wanita ini disimpan 7 hari oleh kakaknya, nasib anak lebih miris
cium bau, warga syok lihat mayat wanita ini disimpan 7 hari oleh kakaknya, nasib anak lebih miris (Youtube Kompas TV)

Sementara itu, salah seorang yang ikut bernegosiasi Ustadz Zaenuri membenarkan bahwa ia bersama Muspika Moga mendatangi rumah tersebut dan sempat bernegosiasi cukup lama dengan pihak keluarga agar jenazah segera dimakamkan.

"Cukup lama dalam negosiasi dengan keluarga, ya sekitar 15 menitan. Saya juga menjelaskan bahwa sebagai umat Islam pada jasad untuk segera dimakamkan sebagaimana mestinya."

"Alhamdulillah, akhirnya pihak keluarga mau melakukanya," kata Ustadz Zaenuri.

Baca juga: Ajakan Berhubungan Sesama Jenis Ditolak, Pelaku Habisi Nyawa Korban di Kamar Mandi

Isu Menganut Aliran Tertentu

Aksi orangtua yang menyimpan jasad anaknya selama 2,5 bulan itu memicu isu di masyarakat.

Beredar kabar bahwa orangtua sang bocah menganut aliran kepercayaan tertentu.

Terkait kabar tersebut, pihak kepolisian masih mendalaminya.

Langkah utama yang pasti segera dilakukan kepolisian adalah memanggil psikolog guna memeriksa kondisi orangtua SA.

"Sampai dengan saat ini Kami masih mendalami. Adapun beberapa langkah yang Kami lakukan adalah berkoordinasi dengan Polda Jateng untuk mengirimkan personil psikologis untuk memberikan trauma healing kepada keluarga korban," ungkap AKBP Ari Wibowo.

Adapun sosok orangtua SA, polisi menyebut keduanya adalah sosok biasa.

Ayah SA adalah seorang petani, sementara ibunya merupakan ibu rumah tangga biasa.

"Aktivitas sosial mereka seperti biasa. Bapaknya keseharian adalah petani dan berkebun dan ibunya ibu rumah tangga biasa," pungkas AKBP Ari Wibowo. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved