Jelang Imlek 2022, Ini Awal Mula Adanya Lampu Lampion

Tahun baru China atau yang juga dikenal sebagai Tahun Baru Imlek merupakan salah satu hari raya masyarakat etnis Tionghoa yang dinantikan.

Editor: Yudistira Wanne
(Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya)
Lampion penyambutan Imlek di Pasar Gede Solo 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Tahun baru China atau yang juga dikenal sebagai Tahun Baru Imlek merupakan salah satu hari raya masyarakat etnis Tionghoa yang dinantikan.

Pada tahun 2022, Tahun Baru Imlek jatuh pada tanggal 1 Februari 2022.

Pada perayaan Imlek terdapat pernak-pernik yang membuat meriah, salah satunya lampu lampion.

Tak hanya dipasang di klenteng, lampion juga biasanya dipasang di beberapa kawasan jalan hingga menyemarakkan rumah warga Tionghoa.

Hadirnya lampion menambah nuansa merah meriah nan sukacita.

Namun taukah Anda bagaimana asal mula lampion bisa menjadi benda penting untuk menyemarakkan perayaan imlek?

Lampion di lokasi wisata JungleFest, Kota Bogor masih menjadi daya tarik wisatawan untuk berselfie.
Lampion di lokasi wisata JungleFest, Kota Bogor masih menjadi daya tarik wisatawan untuk berselfie. (TribunnewsBogor.com/Lingga Arvian Nugroho)

Mengutip dari Culture Trip, lentera China atau yang kerap disebut dengan lampion tujuan awalnya hanyalah untuk menjadi sumber cahaya saja.

Orang-orang dari Dinasti Han Timur kuno dulunya membuat lampion dari rangka bingkai bambu, kayu, atau jerami gandum.

Lalu meletakkan lilin di tengahnya dan merentangkan sutra atau kertas di atasnya sehingga nyala api tidak akan tertiup angin.

Di kemudian hari, lampion diadopsi para biksu Buddha sebagai bagian dari ritual ibadah mereka pada hari ke-15 bulan pertama kalender lunar.

Atas perintah seorang kaisar, orang-orang bergabung dalam ritual itu lalu menyalakan lentera untuk menghormati Buddha dan membawanya ke istana di Luoyang.

Umumnya masyarakat Tionghoa merayakan merayakan festival lampion di hari ke-15 dalam kalender Lunar.

Festival lampion itu digelar untuk memperingati berakhirnya Tahun Baru Imlek.

Festival Lampion memiliki berbagai macam makna seperti hari pembebasan, Hari Valentine China maupun untuk reuni keluarga.

Ketika perayaan festival tersebut, masyarakat akan menyelenggarakan berbagai macam ritual keagamaan

Mereka juga akan melakukan tradisi menyalakan lampion, bermain teka-teki, makanan tradisional China, pertunjukkan barongsai dan lain sebagainya.

Menghadirkan lampion dalam perayaan imlek tentunya memiliki makna tersendiri.

Menurut sejarawan JJ Rizal, lampion adalah tradisi yang dibawa dari negeri China.

Tetapi dimaknai sama, yaitu sebagai simbol tolak bala.

"Orang China menggunakan lampion untuk Tahun Baru Imlek seiring dengan mengenal teknik membuat kertas di masa-masa paruh pertama tahun masehi," katanya saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (25/01/2020).

Warnanya yang merah, imbuhnya menggambarkan pengharapan di tahun baru.

Harapannya segala kesedihan dan kegelapan akan sirna digantikan kebahagiaan.

Ternyata sederhananya ada dua makna warna merah pada setiap perayaan Imlek.

1. Lambang kebahagiaan

Rohaniawan Tionghoa asal Surakarta, WS. Adjie Chandra menjelaskan bahwa warna merah melambangkan kebahagiaan.

Warna tersebut biasanya digunakan saat ada suatu keluarga yang memiliki hajat mantu.

Hal itu menggambarkan keluarga yang mempunyai hajat mantu sedang berbahagia.

2. Simbol kebaikan hati

Menurut pemberitaan Harian Kompas (30/1/2018) seseorang yang mempraktikkan feng shui tradisional, Suhana Lim menjelaskan bahwa warna merah juga menjadi simbol dari kebaikan hati, kebenaran, dan ketulusan hati.

Lebih lanjut dia menjelaskan bunyi karakter "merah" atau "hung" identik dengan karakter "makmur".

Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Mengapa Lampion Selalu Ada Saat Perayaan Imlek? Ternyata Inilah Alasannya

Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved