Lewat NFT, Dokter Nekat Jual Hasil Rontgen Korban Penembakan Rp 40 Juta, Kini Terancam Dipecat

Dokter ahli bedah menjual hasil rontgen pasien penembakan sebagai NFT lewat OpenSea

Editor: Yuyun Hikmatul Uyun
Shutterstock
Ilustrasi Dokter 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Tergiur dapat uang banyak secara mendadak lewat NFT, seorang dokter melakukan hal nekat.

Dokter ahli bedah menjual hasil rontgen pasien penembakan sebagai NFT.

Dilansir France24, pasien tersebut merupakan korban serangan di sebuah konser di Bataclan, Paris pada 2015. 

Ahli bedah ortopedi Emmanuel Masmejean, yang melakukan praktik di RS Umum Georges Pompidou pertama kali dilaporkan oleh situs Mediapart lantaran menjual hasil x-ray sebagai NFT.

Gambar itu menujukkan sebuah peluru Kalashnikov bersarang di lengan bawah seorang pasien.

 

Seorang ahli bedah senior di Prancis harus berurusan dengan hukum setelah menjual hasil rontgen pasien penembakan sebagai NFT.
Seorang ahli bedah senior di Prancis harus berurusan dengan hukum setelah menjual hasil rontgen pasien penembakan sebagai NFT. (Tangkap Layar Twitter @bneiluj)

NFT tersebut dijual seharga $2.776 (Rp 39,8 juta) di platform OpenSea.

Dalam deskripsinya, dokter bedah itu menuliskan pasien memiliki "fraktur terbuka lengan kiri".

"(Pasien) mengalami patah tulang lengan kiri bawah dengan sisa peluru Kalachnikov di jaringan lunak," bunyi deskripsi pada laman OpenSea.

Atas tindakannya itu, Masmejean kini menghadapi tuntutan pidana dan pelanggaran etik.

Kepala rumah sakit umum Paris, Martin Hirsch, menyebut tindakan Masmejean sebagai skandal yang memalukan, dalam cuitannya pada Sabtu (22/1/2022).

"Tindakan ini bertentangan dengan praktik profesional yang sehat, membahayakan kerahasiaan medis, dan bertentangan dengan nilai-nilai AP-HP (rumah sakit Paris) dan layanan publik," cuit Hirsch.

Saat ditanya terkait hal ini oleh Mediapart, dokter Masmejean mengaku kejadian itu adalah kesalahan.

Ia juga menyesal tidak meminta izin kepada korban.

Pasien itu merupakan seorang wanita salah satu korban selamat dalam insiden Bataclan.

Ia digambarkan sebagai wanita muda yang pacarnya terbunuh dalam serangan di tengah konser musik itu.

Serangan Paris November 2015 atau dikenal insiden Bataclan, adalah serangkaian penembakan massal, bom bunuh diri, dan penyanderaan di Paris di malam 13-14 November 2015.

Kekerasan itu diklaim oleh ISIS, dengan motif balas dendam atas keterlibatan Prancis dalam Perang Saudara Suriah dan Perang Saudara Irak.

Warga dievakuasi dekat gedung konser musik Bataclan di pusat Kota Paris, Perancsi, Sabtu (14/11/2015) dini hari. Sedikitnya 120 orang tewas dalam serangkaian serangan teror di Paris pada Jumat (13/11/2015) malam.
Warga dievakuasi dekat gedung konser musik Bataclan di pusat Kota Paris, Perancsi, Sabtu (14/11/2015) dini hari. Sedikitnya 120 orang tewas dalam serangkaian serangan teror di Paris pada Jumat (13/11/2015) malam. (AFP PHOTO / MIGUEL MEDINA)

Masmejean, yang merupakan profesor bedah dan spesialis dalam pengobatan cedera lengan, mengaku telah mengoperasi lima wanita korban insiden Bataclan.

Dokter Masmejean mengaku sudah menarik penjualan dari gambar rontgen tersebut, namun fotonya masih tersedia di OpenSea.

OpenSea merupakan platfotm untuk menjual NFT.

Menggunakan teknologi blockchain di balik cryptocurrency, NFT adalah karya seni digital yang tidak dapat diduplikasi.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved