IRONI Bupati Langkat Beri Mini Cooper untuk Anak, Pekerja yang Dikerangkeng Diduga Tak Pernah Digaji

Saat putri Bupati Langkat itu ulang tahun yang ke-17, Terbit Rencana Peranginangin dengan royalnya memberikan hadiah mobil mewah Mini Cooper

Penulis: Uyun | Editor: Ardhi Sanjaya
YouTube/Twitter
Bupati Langkat kasih Mini Cooper untuk anak, tapi pekerja yang dikerangkeng tak digaji 

Kado mewah lainnya pun diberikan Bupati Langkat saat putrinya, Ayu Jelita berusia 19 tahun pada 2021.

Tak cuma kue ulang tahun yang lezat, Terbit Rencana Perangin Angin juga memberikan anaknya yang sedang berulang tahun ke-19 itu beberapa buket bunga yang terbuat dari uang.

Jumlah total uang dalam buket bunga itu diperkirakan bernilai puluhan juta rupiah.

Bak bumi dan langit, perbedaan kemewahan Bupati Langkat dan kelurga dibandingkan para pekerjanya yang dikerangkeng
Bak bumi dan langit, perbedaan kemewahan Bupati Langkat dan kelurga dibandingkan para pekerjanya yang dikerangkeng (Kolase Twitter)

Sungguh ironi, kemewahan tersebut berbanding terbalik dengan nasib para pekerja sawit Terbit Rencana Perangin Angin yang terpenjara dalam kerangkeng.

Para pekerja sawit itu malah menghuni kerangkeng manusia mirip jeruji penjara yang cuma berukuran 6x6 meter.

Baca juga: Suami Ditembak Begal Depan Mata, Tangis Sulastri Pecah Sambil Peluk Anak, Tolong Selamatkan Dia

Jeruji itu terbuat dari besi dengan dua gembok terpasang di bagian pintunya.

Hanya ada dua dipan kayu berukuran lebar dan tikar yang dijadikan sebagai tempat tidur.

Tak hanya itu, para penghuni sel itu pun diwajibkan untuk bekerja di kebun kelapa sawit milik sang Bupati Langkat.

Hal itu diungkapkan oleh Perhimpunan Indonesia untuk Buruh Migran Berdaulat ( Migrant Care).

Foto Diduga Kerangkeng Manusia di Rumah Bupati Langkat, Seperti Sel Penjara beralaskan kasur tipis
Foto Diduga Kerangkeng Manusia di Rumah Bupati Langkat, Seperti Sel Penjara beralaskan kasur tipis (istimewa)

"Kerangkeng penjara itu digunakan untuk menampung pekerja mereka setelah mereka bekerja. Dijadikan kerangkeng untuk para pekerja sawit di ladangnya," kata Ketua Migrant Care Anis Hidayah.

Selain menghuni kerangkeng manusia berukuran sempit, para penghuni diduga alami penyiksaan selama bekerja untuk Terbit Rencana Perangin-angin.

Anis mengatakan, para pekerja bahkan mengalami luka-luka lebam akibat penyiksaan yang dilakukan.

"Para pekerja yang dipekerjakan di kebun kelapa sawitnya, sering menerima penyiksaan, dipukuli sampai lebam-lebam dan sebagian mengalami luka-luka," jelas Anis.

Bukti adanya penyiksaan itu pun terlihat dari beberapa foto kondisi wajah para pekerja yang memar-memar, hingga babak belur.

Baca juga: Terakhir Lihat Sedang Jajan di Warung Sebelah, Ibu Syok Bayinya Usia 2 Tahun Mengapung di Kolam Ikan

Setiap harinya, kata Anis para pekerja dipekerjakan secara paksa oleh Terbit Renacana Perangin-angin.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved