Pelecehan Seksual di Bogor
Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Oleh Pelatih Futsal Terhadap Anak di Bogor Didalami Polisi
Terlebih kabar adanya pelecehan ini sudah viral di media sosial (medsos) dengan jumlah korbannya yang disebut-sebut mencapai puluhan anak.
Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Damanhuri
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Naufal Fauzy
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CILEUNGSI - Kasus dugaan pelecehan seksual sesama jenis terhadap anak di bawah umur oleh pria oknum pelatih futsal di wilayah Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor sementara ini masih belum dilaporkan ke polisi.
"Belum (ada laporan)," kata Kapolsek Cileungsi Kompol Andri Alam Wijaya saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (3/2/2022).
Namun pihaknya tetap melakukan pengecekan untuk mendalami kasus dugaan pelecehan seksual tersebut.
Terlebih kabar adanya pelecehan ini sudah viral di media sosial (medsos) dengan jumlah korbannya yang disebut-sebut mencapai puluhan anak.
"Ini lagi kita dalami," kata Andri Alam.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, pihak korban rencananya bakal segera melaporkan kasus ini ke polisi.
Setelah sebelumnya dalam unggahan viral di media sosial disebutkan bahwa para korban takut membuka maupun melaporkan kasus ini.
Diberitakan sebelumnya, dugaan pelecehan seksual sesama jenis yang dikabarkan terjadi di wilayah Cileungsi, Kabupaten Bogor bikin geger.
Peristiwa ini viral di media sosial setelah foto tangkapan layar percakapan antara terduga pelaku dan korbannya diunggah oleh warganet di akun Instagram @ganenxx.theja.
Dalam unggahan yang beredar itu terlihat terduga pelaku mengirim foto tak pantas kepada korbannya.
Selain itu terduga pelaku di percakapan tersebut juga meminta korbannya melakukan hal-hal yang tak senonoh lalu meminta dikirim fotonya dengan iming-iming akan diberi uang.
Dalam keterangan unggahan ini, terduga pelaku disebutkan merupakan coach futsal di beberapa sekolah dan klub futsal serta korbannya adalah anak-anak didiknya.
Korban dari terduga pelaku tersebut disebutkan mencapai puluhan orang yang rata-rata anak di bawah umur karena pelaku disebut sudah berulah selama bertahun-tahun.
Para korbannya pun disebutkan tak ada yang berani mengungkap maupun melapor karena takut sampai akhirnya ada warganet yang membuka hal tersebut di media sosial.