Bima Arya Sidak Kesiapan Rumah Sakit di Kota Bogor, Antisipasi Lonjakan Covid-19

Pada kesempatan itu, Bima Arya meminta rumah sakit di Kota Bogor untuk mengkonversi tempat tidur umum menjadi tempat tidur bagi pasien Covid-19

Editor: Mohamad Rizki
Istimewa/Pemkot Bogor
Antisipasi Lonjakan Covid-19, Bima Arya dan Forkopimda Cek Kesiapan Rumah Sakit. Di antaranya di Rumah Sakit Hermina, RSUD Kota Bogor dan Bogor Senior Hospital, Senin (7/2/2022). 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Wali Kota Bogor, Bima Arya bersama Forkopimda melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke beberapa rumah sakit di Kota Bogor untuk memastikan kesiapan fasilitas rumah sakit menghadapi lonjakan kasus Covid-19.

Bima Arya didampingi Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro, Kepala Kejari Kota Bogor, Sekti Anggraini dan unsur forkopimda lainnya.

Pada kesempatan itu, Bima Arya meminta rumah sakit di Kota Bogor untuk mengkonversi tempat tidur umum menjadi tempat tidur bagi pasien Covid-19.

Sebab, pada, Sabtu (5/2) lalu, Kota Bogor mencatatkan penambahan 741 kasus baru.

Angka harian itu mendekati jumlah puncak penularan virus Covid-19 varian delta.

Sidak yang dilaksanakan ke beberapa rumah sakit di Kota Bogor ini kata dia, merupakan instruksi pemerintah pusat untuk mengecek Bed Occupancy Rate (BOR) dan juga untuk memastikan pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit adalah pasien dengan gejala sedang dan berat.

Sementara untuk pasien dengan gejala ringan cukup dengan menjalani isolasi mandiri atau isoman di rumah.

“Untuk itu kita pastikan kesiapan fasilitas perawatan pasien Covid-19, khususnya tempat tidur.

Secara keseluruhan tempat tidur di rumah sakit sudah di konversi, di antaranya di Rumah Sakit Hermina, RSUD Kota Bogor dan Bogor Senior Hospital," kata Bima Arya di RSUD Kota Bogor, Senin (7/2/2022).

Bima Arya menyebut, sejauh ini BOR di Kota Bogor masih terkendali dan berada di angka 31 persen.

Artinya warga yang dirawat lebih banyak memiliki gejala ringan dan kondisinya masih terkendali.

Berbeda hal dengan beberapa kota yang mengalami peningkatan tren.

“Artinya semua pihak tidak boleh lalai dan lengah. BOR ini harus di monitor terus.

Jika terus merangkak naik, berarti ada sesuatu yang harus kita antisipasi.

Hanya ketika BOR RSUD Kota Bogor mencapai 80 persen, rumah sakit perluasan akan kita aktivasi, tapi saat ini belum," katanya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved