Sering Jadi Tempat Ritual, Begini Kondisi Pantai Payangan yang Seret Belasan Orang, Terlarang?
Puluhan orang yang berasal dari padepokan Jamaah Tunggal Jati Nusantara itu tengah meditasi di pinggir pantai sambil berendam.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Vivi Febrianti
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Ritual maut yang menewaskan belasan orang di Pantai Payangan kini jadi perbincangan warga.
Sebab hanya dua kali sapu saja, belasan orang terseret dan ditemukan sudah meninggal dunia.
Puluhan orang yang berasal dari padepokan Jamaah Tunggal Jati Nusantara itu tengah meditasi di pinggir pantai sambil berendam.
Mereka mandi di pantai sambil bergandengan tangan demi ritual tersebut.
Namun sayang saat tengah menjalani ritual atau meditasi, ombak besar menerjang mereka.
Sontak saja hal itu membuat belasan orang yang sedang melakukan ritual itu terseret ombak.
Belasan orang itu sempat dinyatakan hilang dan akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Lantas seperti apa kondisi di Pantai Payangan Dusun Watu Ulo, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu itu?
Seberapa tingginya gelombang di sana hingga ombaknya bisa menghanyutkan belasan orang tersebut.
Dilansir TribunnewsBogor.com dari Surya.co.id, rupanya kondisi ombak di Pantai Payangan saat itu sedang tinggi.
Baca juga: Terkuak Motif Ritual Maut di Laut Dilakukan untuk Mencari Ketenangan, Polisi Cecar Ketua Kelompok
Baca juga: Anggota Polisi Bondowoso Meninggal Terseret Ombak di Pantai Payangan, Korban Baru Menikah 2 Tahun
Menurut Kapolsek Ambulu AKP Makruf, petugas pantai sudah memperingatkan warga agar tidak melakukan kegiatan di sekitar pantai karena ombak sedang tinggi.
Sayangnya, imbauan tak diindahkan oleh rombongan yang berasal dari Jember tersebut.
Pada hari Minggu (13/2/2022) tengah malam sekitar pukul 00.25 WIB, rombongan yang terdiri dari 24 orang itu pun nekat melakukan ritual.
Alhasil, 20 orang yang tengah melakukan meditasi itu dihantam ombak.
Akhirnya, warga meminta bantuan pihak kepolisian untuk menyelamatkan mereka.