Ini Tampang Penghuni Pondok Indah yang Todongkan Pistol ke Kuli Bangunan, Motifnya Terungkap
Selain itu, kuli bangunan tersebut juga tampak sudah mengatupkan kedua telapak tangan menunjukkan dirinya meminta maaf dan ampun.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Polisi mengamankan seorang penghuni kawasan elit Pondok Indah Jakarta yang menodongkan pistol kepada kuli bangunan yang tengah bekerja.
Pria berinisial RPB (54) itu mengamuk sambil menodongkan pistol kepada kuli bangunan yang sedang merenovasi rumah milik tetangga pelaku.
Bahkan, video pelaku menodongkan pistol kepada kuli bangunan viral di media sosial.
Video yang menampilkan aksi penodongan itu viral pada Senin (14/2/2022) malam.
Sedangkan peristiwa penodongan terjadi dua hari sebelumnya atau pada Sabtu (12/2/2022) pukul 08.12 WIB.
Dalam video yang beredar, pelaku terlihat sangar memarahi kuli banguan sambil menodongkan pistol.
Kejadian itu terekam kamera dan videonya viral di media sosial.
"Saya suruh turun semua orangnya, pak. Sebenarnya sih udah nggak ada kerjaan di sini, saya (cuma) main ke sini," jawab kuli bangunan yang ditodongkan pistol dengan terbata-bata.
Kuli bangunan itu juga tampak berusaha menjauhi kepalanya dari todongan pistol.
Selain itu, kuli bangunan tersebut juga tampak sudah mengatupkan kedua telapak tangan menunjukkan dirinya meminta maaf dan ampun.
Namun, jawaban itu tidak memuaskan pria tersebut.
"Enggak ada alasan!" timpal pria paruh baya tersebut dengan suara meninggi.
Setelah kejadian itu, kuli bangunan tersebut melaporkan aksi koboi Pondok Indah itu ke Polres Metro Jakarta Selatan.
Tampang pelaku berubah
Tampang RPB langsung berubah drastis setelah ditangkap polisi di kediamannya di Jalan Kartika Utama, Pondok Indah, Jakarta Selatan, Senin malam.
"Serta hari ini yang bersangkutan ditetapkan sebagai tersangka," kata Kabid Humas Polda Metro Kombes E Zulpan dalam konferensi pers di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Selasa (15/2/2022) dilansir TribunnewsBogor.com dari tribun Jakarta.

Saat dihadirkan dalam jumpa pers di Polres Metro Jakarta Selatan, RPB sudah mengenakan baju tahanan berwarna oranye dan kedua tangannya diborgol.
Tak seperti saat menodongkan senjata ke kuli bangunan, kali ini pengusaha properti itu hanya bisa tertunduk lesu.
Kepada polisi, RPB yang berprofesi sebagai pengusaha properti mengaku terganggu dengan suara pekerjaan proyek bangunan.
"Pelaku atau tersangka merasa kesal dan terganggu, tidak nyaman dengan suara berisik yang ditimbulkan oleh korban yang merupakan tukang yang sedang bekerja di salah satu rumah," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan di Polres Metro Jakarta Selatan.
Zulpan menjelaskan, proyek bangunan yang membuat RPB terganggu berada tepat di sebelah rumah pelaku.
"Kebetulan posisinya ini bersebelahan dengan rumah tersangka," ujar dia.
Merasa kesal dan terganggu, pelaku menghampiri proyek bangunan tersebut sambil menenteng senjata air softgun jenis glock 17.
"Di situ lah korban dihampiri, kemudian ditegur diminta untuk berhenti," tutur Zulpan.
"Dia berkata, 'daripada dengkul kena atau kaki yang kena' sambil menodongkan senjata," tambahnya.
RPB kini mendekam di Rutan Polres Metro Jakarta Selatan. Ia dijerat Pasal 335 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 1 tahun penjara.
Kronologi
Zulpan menjelaskan tersangka RPB mulanya ditemani sopirnya datang menghampiri korban, SS.
RPB meminta SS untuk menghentikan aktivitasnya.
SS tentu saja tidak mendengarkan ucapan RPB, dan tetap melanjurkan pekerjaanya.
"Tersangka keluar dari rumahnya didampingi sopirnya," ucap Zulpan.

"Kemudian menghampiri rumah sebelah, dimana korban sedang bekerja, di sini lah dihampiri kemudian, ditegur diminta untuk berhenti,"
"Kemudian tidak dianggap, korban tetap bekerja," imbuhnya.
Merasa kesal keinginannya tidak terwujud, RPB kemudian menyiramkan segelas teh ke arah SS.
Tak cuma itu, RPB juga menodongkan pistol kepada SS, sambil melontarkan kalimat ancaman.
"Tersangka melihat di situ ada gelas teh, kemudian disiram ke muka korban," kata Zulpan.
"Kemudian tersangka juga menodongkan senjata, sambil berkata, 'pilih dengkul atau kaki yang kena?'" imbuhnya.
Mendapatkan perlakuan kasar dan tak sopan, SS merasa ketakutan hingga menjawab terbata-bata.
"Korban ketakutan dan langsung menghentikan pekerjaannya," kata Zulpan.
"Korban lalu melaporkan kejadian itu ke Polres Metro Jakarta Selatan," tambahnya.