Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Mencegah Adu Domba Politisasi Agama, Pengasuh Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’ien Inginkan Ini

Pengasuh Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’ien Pasuruan, KH Machrus Ali mengutarakan pandangannya terkait fenomena politisasi agama yang terjadi.

Penulis: Yudistira Wanne | Editor: Yudistira Wanne
Istimewa
Kh Machrus saat memberikan keterangan 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Pengasuh Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’ien Pasuruan, KH Machrus Ali mengutarakan pandangannya terkait fenomena politisasi agama yang terjadi di Indonesia.

 KH Machrus Ali mengatakan, politisasi agama berisiko memperkeruh kondisi persatuan masyarakat Indonesia yang beragam.

“Hal-hal semacam itu pasti ada saja, tapi insyaallah dengan persatuan antara ulama dan pemerintah, akan sulit bagi kelompok tersebut untuk merusak NKRI,” ujar KH Machrus Aly di Pasuruan, Kamis (17/2/2022).

KH Machrus Ali melanjutkan, fenomena politisasi agama ini kerap terjadi akibat perbedaan pandangan politik. 

Juga karena tokoh yang bersangkutan memiliki agenda dan visi misi sendiri untuk menyudutkan pemerintah yang sah.

Terlebih lagi, masyarakat Indonesia yang relijius ini seringkali dijadikan sasaran oleh kelompok yang suka mempolitisasi agama untuk diprovokasi dan memicu konflik di tengah masyarakat yang beragam.

“Makanya, hal-hal seperti ini bisa digerus bersama-sama dengan kerjasama pemerintah, organisasi, ulama dan juga santri,” ucap Kyai Machrus.

Ia meyakini bahwa di lingkungan pesantren bahkan ormas keagamaan besar seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Al-Wasliyyah, serta Mathlaul Anwar, dan lain sebagainya, tidak pernah ada istilah atau ajaran anti-pemerintah, anti-NKRI atau bahkan anti-Pancasila.

“Di lingkungan pesantren contohnya, NKRI ini sudah harga mati dan tidak bisa ditawar-tawar lagi,” ujar kiai yang juga Pembina Pondok Pesantren Al Ikhlas Pasuruan ini.

Terkait penanganan paham radikal terorisme yang mengatasnamakan agama, Kiai Mahrus memberikan apresiasi terhadap upaya Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam mempererat hubungan dan bersinergi dengan para alim ulama. Ia menilai hal ini adalah langkah yang tepat,  sebagaimana ulama yang merupakan ujung tombak dari para umat.

“BNPT ini dekat dengan ulama. Antara ulama dan umara memang tidak bisa dipisahkan, jadi harus saling  bekerjasama dalam hal ini untuk menjaga NKRI,” ucap alumni Pondok Pesantren Lirboyo Kediri ini.

Kiai Machrus juga mengamati fenomena di masyarakat yang cenderung terburu-buru dalam  membagikan ilmu. Padahal pemahamannya belum tuntas sehingga menyebabkan banyak timbul kekeliruan dan distorsi terkait ajaran agama.

“Misalnya, orang hanya baca sedikit di koran, di sosmed atau bahkan tabloid soal dalil ini dan itu.  Alhasil pemahaman agamanya jadi hanya sepucuk, tidak didalami sehingga tidak paham ajaran agama yang sesungguhnya,” jelasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved