Kenangan Manis Adian Napitupulu Pada Almarhum Ayah: Kalau Sakit Tidur di Bawah Ketiak Bapak Sembuh
Pria yang kini duduk di komisi VII DPR RI itu mengaku punya kenangan manis dengan almarhum ayahnya.
Penulis: Damanhuri | Editor: Vivi Febrianti
"Ya itu juga kenang-kenangan, itukan menarik buat saya walaupun tidak banyak. Di usia 11 tahun berapa banyak sih saya memilki kenangan sama bapak," kata dia.
TONTON VIDEONYA:
Pernah Tidak Naik Kelas
'Masa depan orang siapa yang tahu' mungkin kalimat itu menjadi bisa mewakili kisah perjalanan hidup Adian Napitupulu.
Siapa sangka, lelaki yang kini duduk di kursi DPR RI itu memiliki perjalanan hidup yang cukup unik.
Rupanya, Adian Napitupulu pernah empat kali berpindah-pindah sekolah saat masih duduk di bangku SMA.
Bahkan, politisi PDI Perjuangan itu mengaku sempat minder ketika kumpul bareng bersama keluarga saat momen hari raya.
Sebab, saat itu keluarganya yang lain kerap bercerita tentang prestasi anak mereka kepada orangtua Adian Napitupulu.
"Oh si ini sudah begini lho, si ini dapet juara. Ya tertekan juga sih, lebih baik menghidari pertemuan-pertemuan keluarga seperti itu," ujarnya saat menceritakan kenangan perjalanan hidupnya saat masih remaja di studio TribunnewsBogor.com di Jalan Pemuda no.46, Kota Bogor belum lama ini.
Sebab, menurut pria kelahiaran 9 Januari 1971 itu, saat itu prestasinya di sekolah tak begitu memuaskan.
Bahkan, ia sampai empat kali berpindah-pindah sekolah ketika masih SMA karena kenakalannya saat masih remaja.
"Pernah tidak naik kelas, empat kali pindah SMA kerena dikeluarin terus," kata dia.
Baca juga: Kembangkan Situ Lebak Wangi Bogor Jadi Desa Wisata, Adian Napitupulu: Sekarang Warga Punya Kerjaan

Menurutnya, perjalanan hidupnya sebagai syarat kegagalan sudah terpenuhi.
"Banyak orang sekarang menghakimi masa depan anaknya sendiri, karena perbuatan perilaku anaknya tidak naik kelas, diberhentikan lalu dalam omongan keluarga dia dihakimi seolah-oleh tidak punya masa depan, semangatnya dimatikan," kata dia.
Menurutnya, cara berfikir seperti itu salah lantaran masa depan seseorang tidak ada yang tahu.