Kesaksian Petugas saat Evakuasi 8 Santri yang Tewas dalam Kebakaran, Jasad Berpelukan dan Wangi
Sebab, delapan santri yang tewas dalam kebakaran itu ditemukan dalam kondisi berpelukan dan baunya wangi.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Damanhuri
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Kebakaran yang menewaskan delapan santri Pesantren Miftahul Khoirot di Karawang Jawa Barat menyisakan luka mendalam.
Rasa haru bukan hanya dirasakan oleh keluarga yang ditinggalkan, namun juga oleh petugas yang mengevakuasi para korban.
Sebab, delapan santri yang tewas dalam kebakaran itu ditemukan dalam kondisi berpelukan.
Tak hanya itu, para petugas yang mengevakuasi juga menemukan hal lain saat menyelamatkan mereka.
Di mana biasanya jasad korban kebakaran akan tercium gosong, namun tidak dengan para korban tersebut.
Para petugas mengaku mencium wangi semerbak saat mengevakuasi para santri.
Hal itu pun sempat membuat para petugas keheranan.
Namun mereka berpikir positif bahwa para korban adalah anak-anak yang tidak berdosa.
Pemandangan memilukan saat mengevakuasi para korban pun dibagikan oleh seorang anggota pemadam kebakaran Posko Cilamaya Wetan Fitra Adi Sutrisno.
Menurut Adi, para korban saat ditemukan tampak saling berpelukan seperti saling melindungi.
Baca juga: Sosok Santri yang Tewas dalam Kebakaran Pesantren, Paman Sebut Almarhum Akan Diwisuda : Hafal 30 Juz
Baca juga: Sedang Tidur Siang, 8 Santri Hafiz Quran Tewas dalam Kebakaran di Ponpes, Saksi Mata Syok Lihat Asap
"Ada juga yang di dekat jendela, mungkin mau menyelamatkan diri (dengan mencoba membuka teralis jendela), tapi enggak bisa karena masih kecil," kata Adi dilansir TribunnewsBogor.com dari Kompas.com, Rabu (23/2/2022).
Tak hanya itu, Adi juga menyebut kalau bau jasad mereka pun tidak seperti bau jasad yang terbakar.
Justru saat evakuasi dilakukan malah tercium bau wangi.
"Mungkin ada beberapa faktor, bisa dari minyak wangi santri yang ikut terbakar atau mungkin karena mereka syahid. Tapi memang baunya beda," ucapnya.
Bahkan saat melakukan pemadaman dan evakuasi, Adi mengaku sampai ikut terenyuh bercampur sedih.
Sebab, para korban tewas yang ditemukan masih berusia sangat muda.
Hal serupa juga disampaikan Kepala Bidang Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang Rohmat.
"Iya info dari temen-temen yang madamin di atas (baunya) nggak seperti biasanya," kata Rohmat.
Rohmat menyebut dua regu damkar diturunkan untuk memadamkan kebakaran di Pesantren Miftahul Khoirot pada Senin (21/2/2022), yakni dari Pos Cilamaya Wetan dan Telagasari.
Proses pemadaman juga dibantu Damkar Pertamina.
Baca juga: Kebakaran Gudang Minyak Goreng di Ciracas, Polisi Telusuri Dugaan Adanya Penimbunan
Baca juga: Pakar Dunia Soroti Kebakaran Hutan di Asia Tenggara Akibat Penggunaan Lahan Pertanian
Satu Korban Mau Diwisuda
Kepiluan dirasakan Enjang Lukmanul Hakim saat mendengar kabar pondok pesantren Miftahul Khoirot, Kabupaten Karawang kebakaran.
Hati pria usia 42 tahun itu berkecamuk, di satu sisi ia bersyukur, di sisi lain ia berduka.
Dua sosok yang selama ini disayanginya menjadi korban dalam kebakaran yang terjadi pada Senin (21/2/2022) sekira pukul 13.30 WIB.
Mereka adalah anak yang bernama Muhammad Daffa Lukmanul Hakim, dan keponakan bernama Ahmad Akmal Maulana (Muhammad).
Diungkap Enjang, ia bersyukur karena sang putra selamat dalam insiden kebakaran tersebut.
Namun keponakannya, Akmal Maulana (12) diduga telah meninggal dunia akibat dilahap si jago merah.
Sangkaan itu bermula saat mengetahui bahwa kamar tidur Akmal Maulana persis berada di lokasi kebakaran.
"Kalau anak saya selamat, dia yang mengabari saya kalau saudaranya di lokasi kebakaran, mereka sudah pesantren selama 3 tahun," pungkas Enjang.
Mengurai kedukaannya, Enjang bercerita bahwa anak dan keponakannya itu telah tinggal di pesantren selama tiga tahun.
Perasaan Enjang semakin tak karuan lantaran mengingat momen bahagia yang sebentar lagi akan mendiang ponakannya rasakan.
Ternyata ada momen istimewa yang akan digelar pondok pesantren Miftahul Khoirot sebelum kebakaran.
Baca juga: Acak-acak Kantor Istri Sampai Kebakaran, Suami di Riau Curiga Dengar Pamitan Saat Tanggal Merah
Baca juga: Kesaksian Warga saat Lihat Gudang Makanan di Cibinong Kebakaran: Apinya Tinggi Banget
Pondok pesantren akan mengadakan agenda imtihan atau semacam kenaikan tingkat bagi para santri yang berhasil menambah hafalan Al quran.
Acara imtihan sendiri adalah momen yang ditunggu-tunggu para santri.
Namun keponakannya, Akmal Maulana (12) diduga telah meninggal dunia akibat dilahap si jago merah.
Sangkaan itu bermula saat mengetahui bahwa kamar tidur Akmal Maulana persis berada di lokasi kebakaran.
"Kalau anak saya selamat, dia yang mengabari saya kalau saudaranya di lokasi kebakaran, mereka sudah pesantren selama 3 tahun," pungkas Enjang.
Mengurai kedukaannya, Enjang bercerita bahwa anak dan keponakannya itu telah tinggal di pesantren selama tiga tahun.
Perasaan Enjang semakin tak karuan lantaran mengingat momen bahagia yang sebentar lagi akan mendiang ponakannya rasakan.
Ternyata ada momen istimewa yang akan digelar pondok pesantren Miftahul Khoirot sebelum kebakaran.
Pondok pesantren akan mengadakan agenda imtihan atau semacam kenaikan tingkat bagi para santri yang berhasil menambah hafalan Al quran.
Acara imtihan sendiri adalah momen yang ditunggu-tunggu para santri.
Diberitakan sebelumnya, delapan santri tewas akibat kebakaran di Pesantren Miftahul Khoirot, Desa Manggungjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang, Senin (21/2/2022) sekitar pukul 13.00 WIB.
Mereka yakni RA (7) asal Subang, APG (11) asal Subang, AS (7) asal Cikampek, M (12) asal Cilamaya Kulon, MR (13) asal Cilamaya, MF (7) asal Subang, MAM (12) asal Gandok Pedes, dan R asal Tegalsawah Karawang.
Selain itu, dua santri lainnya mengalami luka-luka dan kini telah mendapat perawatan di RSUD Karawang.
Kapolres Karawang AKBP Aldi Subartono mengatakan, dugaan awal, kebakaran berawal adanya percikan api di kipas angin yang kemudian menyambar ke kasur.
Pihaknya pun tengah menyelidiki lebih dalam perihal penyebab kebakaran itu. Mereka yang menjadi korban saat itu tengah istirahat tidur siang.
Delapan yang meninggal tak sempat menyelamatkan diri lantaran api membesar di pintu keluar.