Bela Ukraina Tangisan Ayah Pecah Baca Surat dari Anak, Berpisah ke Zona Aman Hindari Serangan Rusia
Ayah tersebut terpaksa berpisah dengan anaknya karena harus membela Ukraina dari serangan Rusia.
Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Soewidia Henaldi
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Video seorang ayah menangis saat melepas anaknya untuk pindah ke zona aman Ukraina viral di media sosial.
Ayah tersebut terpaksa berpisah dengan anaknya karena harus membela Ukraina dari serangan Rusia.
Ia yang harus membela Ukraina, melepas anaknya untuk pindah ke zona aman.
Video tersebut tersebar luas di media sosial.
Satu akun Instagram yang memposting di antaranya adalah @hnaftali.
Dalam video terlihat seorang pria berjaket hijau sedang menerima pemberian secarik kerta dan benda lainnya.
Ketika membuka kertas tersebut, ia langsung menangis.
Pun dengan anak perempuan berjaket merah muda di hadapannya.
Tak kuasa menahan tangisnya, ia kemudian memeluk anak kecil tersebut.
Tidak berselang lama, datang wanita yang langsung memeluk keduanya.
Dalam keterangan disebutkan, mereka merupakan satu keluarga yang harus berpisah.
Sang ayah harus membela Ukraina dari serangan Rusia.
Sementara sang anak terpaksa pindah ke zona aman.
"Heartbreaking: A Ukrainian father says goodbye to his daughter before going to defend his country from Russia. #Ukraine #Russia
(Memilukan: Seorang ayah Ukraina mengucapkan selamat tinggal kepada putrinya sebelum pergi membela negaranya dari Rusia. #Ukraina #Rusia)," tulis dalam keterangan postingan.
Diketahui bersama, Rusia ternyata benar-benar melancarkan serangan militer terhadap Ukraina pada Kamis (24/2/2022).
Presiden Rusia Vladimir Putin mendeklarasikan operasi militer khusus terhadap Ukraina.
Melansir Kompas.com, Ukraina melaporkan iring-iringan pasukan melintasi perbatasannya ke arah timur wilayah Chernihiv, Kharkiv, dan Luhansk.
Pasukan Rusia lainnya tiba dari laut di Odessa dan Mariupol di bagian selatan.
Suara-suara ledakan terdengar sebelum dini hari di Kiev.
Baku tembak terjadi di dekat pelabuhan utama dan suara sirene meraung di kota itu.
Putin mengatakan, salah satu alasannya menyerang Ukraina adalah para pemimpin kelompok separatis di Ukraina timur meminta bantuan Rusia.
"Sehubungan dengan itu, saya membuat keputusan untuk mengadakan operasi militer khusus. Tujuannya adalah untuk melindungi orang-orang yang menjadi sasaran pelecehan dan genosida dari rezim Kiev selama delapan tahun," kata Putin, sebagaimana dilansir TASS.
"Dan untuk tujuan ini, kami akan berusaha untuk mendemiliterisasi Ukraina dan mengadili mereka yang melakukan banyak kejahatan berdarah terhadap orang-orang damai, termasuk warga negara Rusia," sambung Putin.
Putin menambahkan bahwa "keadilan dan kebenaran" ada di pihak Rusia, dalam pidato khususnya di televisi.
Dilaporkan The Guardian Jumat pagi, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyampaikan pidatonya di televisi.
Ia berkecil hati setelah berbicara dengan para pemimpin Barat, menyebut negaranya dibiarkan diserang tanpa ada yang membantu.
"Kami dibiarkan sendiri untuk mempertahankan negara kami," katanya.
"Siapa yang siap bertarung bersama kita? Saya tidak melihat siapa pun."
"Siapa yang siap memberi Ukraina jaminan keanggotaan NATO?"
"Semua orang takut."
Dalam pidato yang sama, Zelensky memerintahkan mobilisasi militer penuh melawan invasi Rusia, yang akan berlangsung selama 90 hari.
Militer Ukraina akan menentukan berapa banyak orang yang memenuhi syarat untuk dinas, dan kabinet akan mengalokasikan uang untuk mobilisasi.
Sementara itu, warga negara Ukraina (pria) berusia 18-60, dilarang untuk meninggalkan perbatasan Ukraina, menurut Layanan Penjaga Perbatasan Negara.
"Peraturan ini akan tetap berlaku selama periode hukum darurat militer."
"Kami meminta warga untuk mempertimbangkan informasi ini."
Presiden Ukraina mengatakan dia akan tetap berada di Kyiv, bahkan ketika, katanya, Rusia telah menandai dia sebagai "target #1" dan keluarganya sebagai "target #2".(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bogor/foto/bank/originals/ayah-ukraina-baca-surat-dari-anak.jpg)