Demi Ubah Nasib, Kuli Panggul Ini Rela Gadai Motor saat Daftar Prajurit TNI, Jenderal Dudung Terharu
Sebagai anak sulung, Sertu Lugas berusaha mengambil peran sebagai tulang punggung keluarga.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Tak menyerah akan keadaan, ada satu kalimat motivasi yang mengiringi perjuangan pedagang gorengan hingga akhirnya sukses menjadi prajurit TNI.
Tak berhenti di sana, dia juga berhasil kuliah dan diwisuda KSAD Jenderal Dudung Abdurachman.
Perjuangannya juga membuat Jenderal Dudung teringat akan masa susahnya puluhan tahun silam.
Hal itu menjadi perjalanan hidup seorang Sertu Lugas.
Terlahir dari keluarga sederhana, kesulitan keluarga Lugas kian menjadi ketika sang ayah meninggal dunia sewaktu dia duduk di kelas 1 SMK.
Sebagai anak sulung, Sertu Lugas berusaha mengambil peran sebagai tulang punggung keluarga.
Perjalanan hidupnya itu diceritakan Sertu Lugas saat dia diwisuda dari Politeknik Angkatan Darat yang dihadiri KSAD Jenderal Dudung Abdurachman.
Sertu Lugas mengaku ia harus bekerja jadi tukang gorengan dan kuli panggul demi membiayai ibu dan adik-adiknya.
Baca juga: Bela Brigjen Junior Tumilaar yang Ditahan, Fadli Zon Sebut Tentara Rakyat, KSAD Dudung Tak Setuju
"Saya jualan gorengan di pinggir jalan untuk menafkahi ibu dan kedua adik saya.
Pekerjaan itu saya lakukan sejak sore sampai malam.
Lalu saya lanjutkan sebagai kuli angkut pasar sampai Subuh dengan imbalan yang tak seberapa," ujar Sertu Lugas dengan suara lantangnya di hadapan Jenderal Dudung dan para wisudawan dan keluarganya yang hadir, dilansir TribunJakarta.com dari Youtube TNI AD, Jumat (25/2/2022).
"Saat musim hujan kadang gorengan tak laku dan takut pulang karena tak membawa uang," sambung dia dengan suara bergetar menahan air mata.
Kegetiran hidup yang dirasakan sejak masih bersekolah hampir membuat Sertu Lugas kala itu menyerah.

"Saat itu sudah hampir putus asa dan berpikir untuk tak lanjutkan sekolah karena mungkin akan menghabiskan biaya," tutur Sertu Lugas yang tercatat sebagai mahasiswa Politeknik Angkatan Darat (Poltekad).
Beruntung rasa putus asa itu bisa dikalahkan Sertu Lugas dengan niatnya untuk membahagiakan ibu dan kedua adiknya.
"Tetapi saya menguatkan tekad saya tak boleh menyerah dengan keadaan untuk membahagiakan ibu dan kedua adik saya," tuturnya.
Tekadnya semakin kuat untuk membuktikan kepada siapapun yang telah merendahkan keluarganya.
"Tekad saya semakin kuat saat mendapat cemoohan," tegasnya.
Baca juga: VIRAL Bocah 10 Tahun Meninggal Usai Ditolak RSAL Merauke, TNI AL Siap Sanksi Petugas yang Lalai
Diam-diam daftar Tentara
Setamat sekolah, Sertu Lugas diam-diam mendaftar seleksi Bintara TNI AD.
Dia sengaja tak memberitahu keluarganya karena tak mau menjadi beban mereka.
Bahkan, Sertu Lugas diam-diam menggadaikan motor tuanya demi biaya membeli pakaian yang layak untuk mendaftar TNI AD.
"Saya takut dan malu ketika hendak daftar tentara karena tak ada pakaian yang layak.
Karena tak mau membebani orangtua, maka saya gadaikan diam-diam motor yang digunakan untuk berjualan untuk menurupi kebutuhan keluarga selama saya mendaftar," paparnya.
Usaha tidak akan menghianati hasil.
Baca juga: Brigjen TNI Junior Tumilaar Ditahan, Korban Penggusuran di Bojongkoneng Bogor Putus Harapan
Kekuatan fisik, otak dan mental yang telah ditempa oleh Sertu Lugas dalam menjalani kehidupannya mengantarkan dia menjadi seorang prajurit TNI AD.
Sertu Lugas dinyatakan lulus dari jalur Bintara Unggulan.
Menjadi seorang TNI AD adalah mimpi yang jadi kenyataan bagi Sertu Lugas.
Sebab, keinginannya untuk membantu ekonomi keluarga telah tercapai.
Rupanya nasib baik Sertu Lugas tak berhenti di situ.
FOLLOW:
Dia berkesempatan kuliah di Poltekad hingga akhirnya diwisuda oleh Jenderal Dudung.
"Kuliah yang dulunya adalah hal yang tidak mungkin saya capai dan oleh TNI AD saya bersyukur bisa membuktikan kepada semua orang bahwa setiap orang punya kesempatan yang sama untuk sukses dan mencapai masa depan yang cerah selagi ada kemauan," tegas Sertu Lugas.
"Nothing is imposibble," lanjut dia yang disusul tepuk tangan dari para hadirin di acara wisuda itu.
Tak hanya para wisudawan dan keluarganya, Jenderal Dudung juga terharu mendengar perjuangan hidup Sertu Lugas.
KSAD pun kemudian menghampiri dan memeluk Sertu Lugas.