Bos Kecantikan Diamuk Korban Arisan Bodong, Tanaman Aglonema Sampai Celengan Anak Raib: Kami Sekarat

Betapa tidak, korban arisan bodong di Jatinangor bahkan sampai merugikan korbannya sampai Rp 20 miliar.

Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Soewidia Henaldi
Tribun Jabar
MN mengakui membuka investasi bodong yang merugikan ratusan korban dengan total nilai mencapai Rp 20 miliar, Senin (28/2/2022). 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Keluarga pelaku arisan bodong di Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, harus ikut merasakan imbasnya.

Korban arisan bodong yang mengamuk, diduga menjarah aset milik MN (23) dan keluarganya.

Betapa tidak, korban arisan bodong di Jatinangor bahkan sampai merugikan korbannya sampai Rp 20 miliar.

Pelaku sendiri menjanjikan mengembalikan dana milik korban pada Senin (28/2/2022).

Namun bukan mengembalikan uang, MN justru pergi dari rumahnya ke kantor Polisi.

"Korban berkumpul di Mapolsek karena saudari MN ini datang ke Polsek untuk meminta perlindungan, sebab rumahnya banyak didatangi orang," kata Kapolsek Jatinangor Kompol Aan Supriatna seperti dikutip dari Kompas.com.

Aan menyarankan para korban untuk membuat laporan dugaan penipuan ini ke Polres Sumedang atau Polda Jawa Barat.

"Karena dari informasi yang kami terima nominal kerugiannya mencapai kurang lebih Rp 20 miliar, kami menyarankan untuk melaporkannya ke Polres Sumedang atau Polda Jawa Barat," kata Aan.

Seorang korban, Tia Monica, warga Desa Cinunuk, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung mengaku mengalami kerugian ratusan juta rupiah.

"N itu menjanjikan kami akan mengembalikan uang investasi itu hari ini," ujar Tia.

Menurut Tia, dari data yang ada 150 orang lebih jadi korban arisan bodong yang dilakukan MN.

Malahan, kata Tia, ada juga korban yang berasal dari Bogor.

Puluhan korban arisan bodong datangi Mapolsek Jatinangor, Senin (28/2/2022)
Puluhan korban arisan bodong datangi Mapolsek Jatinangor, Senin (28/2/2022) (Tribun Jabar/Kiki Andriana)

"Itu jumlah korban yang terdata, karena kita kan ada grup WhatsApp. Mungkin juga masih ada yang belum ke data, karena ada juga korbannya itu orang Bogor. Kita yang ke sini ini, yang tinggalnya di seputar Jatinangor, Bandung aja," katanya.

MN sendiri hanya bisa menangis ketika ditemui tim Tribun Jabar.

Ia mengaku sudah 4 tahun lamanya berbisnis arisan online.

MN menjelaskan arisan yang dimaksud hanyalah meminjam uang pada para korban dengan janji mengembalikan beserta bunga setiap bulan.

"Awalnya arisan online, namun seluruh member sudah beres dibayar. Kemudian saya membuka arisan bodong ini," kata MN seperti dikutip dari Tribun Jabar.

"Meminjam uang dengan bunga besar tetapi diistilahkan dengan arisan. Jadi, arisan yang saya jalankan itu fiktif, " tambahnya.

Menurutnya, para korban tertarik karena dijanjikan keuntungan lebih besar.

"Para korban terpikat karena dijanjikan keuntungan lebih besar daripada keuntungan yang saya dapatkan," katanya.

Lantas uang para korban itu ia gunakan untuk membeli mobil hingga berbisnis kecantikan.

"Dan membeli mobil, sepeda motor, namun kalau rumah enggak jadi beli, karena uang DP-nya dikembalikan," katanya.

Kini ia justru mengaku sudah tak sanggup untuk mengembalikan dana para korban arisan bodong.

"Bunganya sudah gede, sudah tidak mungkin mengembalikan. Aset saya juga tidak bisa menutupi uang para korban," katanya.

MAW meminta maaf kepada semua member arisan bodong itu.

Bos arisan bodong di Sumedang MAW (23) saat diwawancarai TribunJabar.id di Mapolsek Jatinangor, Senin (28/2/2022). (Tribun Jabar/Kiki Andriana)
Bos arisan bodong di Sumedang MAW (23) saat diwawancarai TribunJabar.id di Mapolsek Jatinangor, Senin (28/2/2022). (Tribun Jabar/Kiki Andriana) (Tribun Jabar/Kiki Andriana)

"Akibat kelakuan saya, semuanya mengalami kerugian, saya menyesal," katanya.

Tante MN, Iis Risma yang juga ketua RW di Dusun Warung Kalde, Desa Cikeruh, Kecamatan Jatinangor membantah rumah yang ditempati adalah milik MN.

Menurut Iis, keponakannya itu tak pernah memiliki rumah.

Rumah yang kini yang dijadikan toko pun adalah kontrakan yang ditinggali MN bersama atah dan ibunya.

Sudah 2 tahun MN mengontrak di rumah milik seorang warga Kabupaten Purwakarta.

"Tidak tahu mengontrak berapa biayanya per tahun, yang jelas itu bukan rumah yang bersangkutan, itu rumah kontrakan," kata Iis.

Iis bercerita, sabtu lalu rumah tersebut dijarah korban arisan bodong.

Malahan rumah di sekitar kediaman MN pun turut jadi incaran korban.

Padahal rumah itu merupakan warisan orangtuanya.

Akibat kejadian ini, menurut Iis, banyak barang yang diambil mulai dari tanaman hias sampai celengan anak.

"Barang saya juga ikut hilang, ada tanaman aglonema hilang, kunci mobil, juga celengan anak. Saya enggak tahu mengapa itu hilang, saya juga ketika itu ikut panik," kata Iis.

Akibat kejadian ini, Iis dan keluarga menjadi tertekan.

"Keponakan saya hanya punya mobil kecil Ayla. Kalau sampai Rp 20 miliar, mungkin dia sudah punya Fortuner. Keluarga bukan lagi tertekan, tapi sekarat," kata Iis.(*)

Tribun Jabar / Kompas.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved