Kisah Pilu Pria Berbobot 1,8 Kwintal di Bogor, Mantan Caleg yang Kini Berjuang Sembuh dari Obesitas

Jangankan untuk beraktifitas di luar rumah, bahkan untuk sekedar buang air ke kamar mandi pun sudah tak mampu lagi dilakukannya

Penulis: Damanhuri | Editor: Vivi Febrianti

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Singgih, pria berbobot 1,8 kwintal kini tengah berjuang untuk bisa sembuh dari penyakitnya.

Sejak beberapa bulan terakhir, pria berusia 42 tahun ini sudah tak bisa berbuat banyak lantaran penyakit obesitas yang kini dideritanya.

Jangankan untuk beraktifitas di luar rumah, bahkan untuk sekedar buang air ke kamar mandi pun sudah tak mampu lagi dilakukannya lantaran bobot tubuhnya semakin besar.

Bahkan, ia harus dievakuasi oleh petugas Damkar Kabupaten Bogor ke mobil ambulans saat hendak dibawa ke rumah sakit untuk berobat.

Dibutuhkan lebih dari enam orang untuk mengangkat Singgih saat hendak dinaikan ke mobil ambulans dari rumah orangtuanya yang berlokasi di Kampung Pos, Kelurahan Pabuaran, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Rabu (9/3/2022).

Menurut petugas Damkar Kabupaten Bogor yang turut mengevakuasi pria obesitas itu mengungkapkan, Singgih dievakuasi dengan cara digotong keluar rumah melibatkan sebanyak sekitar 10 orang terdiri dari 8 petugas Damkar dan 2 warga setempat.

Seorang pria obesitas dengan barat badan sekitar 180 kg di Cibinong, Kabupaten Bogor dibantu Damkar saat hendak berobat ke rumah sakit, Rabu (9/3/2022).
Seorang pria obesitas dengan barat badan sekitar 180 kg di Cibinong, Kabupaten Bogor dibantu Damkar saat hendak berobat ke rumah sakit, Rabu (9/3/2022). (ist/Damkar Kab. Bogor)

Setelah berhasil dibantu dievakuasi ke ambulans, pasien tersebut diberangkatkan sekitar pukul 08.00 WIB ke Jakarta menggunakan ambulans.

"Proses evakuasi berjalan lancar, pasien dievakuasi ke dalam ambulans oleh tim dan langsung menuju RSUP Fatmawati untuk penanganan lebih lanjut," ungkapny Danru 2 Tim Rescue Damkar Kabupaten Bogor, M. Ridwan.

Mantan Caleg

Singgih ternyata mantan caleg (calon legislatif) asal Bogor.

Tini Rupianto (72), ibunda Singgih mengatakan, sebelum menderita obesitas, putranya tersebut bekerja di bidang bisnis dengan rekan-rekannya.

Namun, karena kondisi tubuhnya semakin besar, membuat singgih kesulitan bergerak untuk menafkahi keluargnya.

Menurut sang ibu, ayah beranak satu itu juga pernah terjun ke dunia politik saat tubuhnya masih normal.

Sehingga, kata dia, putranya tersebut banyak kenalan politisi.

Lebih lanjut ia menjelaskan, selain menempuh pendidikan formal, di masa muda lebih banyak menghabiskan waktu dengan belajar di pondok-pondok pesantren.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved