Breaking News

VIDEO - Destinasi Wisata Edukasi, Intip Kampung Perca di Bogor

Kampun Perca di Kelurahan Sindangsari, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor ini bisa menjadi alternatif wisata anti-mainstream.

Editor: Geok Mengwan

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Kampung Perca, didengar dari namanya saja sudah bisa ditebak ya kenapa kampung ini dinamai demikian.

Ya, warga di kampung ini sebagian besar aktif sebagai pengrajin kain perca.

Sebelumnya kampung yang berada di Kelurahan Sindangsari, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor ini bernama Kampung Wangunatas.

Nama Kampung Perca merupakan inisiasi Yane Ardian, istri dari Wali Kota Bogor, Bima Arya.

Yane terinspirasi dari akitivitas warga di sana sebagai pengrajin perca.

Kampung Perca diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bersama Wali Kota Bogor Bima Arya dan Ketua Dekranasda Kota Bogor Yane Ardian pada akhir Desember tahun lalu.

Warga setempat, Nining mengungkap bahwa setelah perubahan nama, kampung tempat tinggalnya mulai banyak dikunjungi wisatawan.

Wisatawan yang datang pun berasal dari berbagai daerah seperti Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi hingga Solo.

Selain itu, perekonomian masyarakat Kampung Perca mulai meningkat.

Padahal tahun lalu, masyarakat mulai kebingungan karena sebagian besar dari mereka dirumahkan karena pandemi Covid-19.

Dengan keadaan itu ibu-ibu di sana berinisiatif untuk mengolah kain perca menjadi suatu produk bernilai ekonomis.

Kain percaya dipilih karena tidak perlu dibeli. Mereka mendapatkannya dari konveksi atau penjahit rumahan.

Dengan begitu, selain menambah penghasilan, ibu-ibu di sana turut membantu mengurangi limbah konveksi berupa kain perca.

Adapun untuk mengolahnya, ibu-ibu Kampung Perca hanya membutuhkan mesin jahit, benang dan jarum.

Berbagai macam produk yang mereka buat dari kain perca di antaranya seperti bed cover, bantal, lap tangan, tas hp, tempat tisu dan bantal duduk.

Tak hanya itu, kain perca juga mereka buat gantungan kunci, baju pangsi, celemek hingga baju anak.

Untuk menghasilkan produk tersebut tentunya perlu keahlian menjahit untuk menyambung sisa potongan kain atau kaun perca.

Adapun harga produk dari kain perca yang dibuat oleh ibu-ibu di kampung ini bervariatif, mulai dari Rp5 ribu hingga ratusan ribu Rupiah tergantung dari jenis produknya.

Saat ini, pengrajin di Kampung Perca, Bogor ini berjumlah 20 orang.

Namun Nining yang juga merupakan istri dari Ketua RW 01 Kelurahan Sindangsari tersebut mengungkapkan dirinya berkeinginan untuk melakukan pelatihan jahir kepada ibu muda dan remaja wanita milenial.

Hal itu bertujuan untuk melahirkan generasi selanjutnya dalam kerajinan perca ini.

Bagi masyarakat yang ingin berkunjung ke Kampung Perca, bisa datang pada Senin sampai Sabtu pukul 09.00 - 16.30 WIB.

Lokasi Kampung Perca ini bisa Anda tempuh menggunakan kendaraan bermotor kurang lebih 21 menit dari Terminal Baranangsiang, Kota Bogor.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved