Minta Enak-enak Ayah Paksa Putrinya Lakukan Ini hingga Kejang dan Tewas, Jeritan Kesakitan Diabaikan
Sang anak mengeluh sakit demam, namun pelaku malah memaksa korban untuk melayani nafsunya.
Penulis: Uyun | Editor: Soewidia Henaldi
"Saya lakukan di indekos semua, tidak ada rencana, itu refleks," ujar laki-laki yang berprofesi sales makanan ringan itu.
Duda anak tiga itu tetap memaksa darah dagingnya melayani nafsu birahinya sampai lemas tak berdaya, bahkan mengalami kejang-kejang.
"Anak saya berontak merintih kesakitan," ucapnya tanpa rasa bersalah di wajahnya
Baca juga: Teriakan Ibu Muda saat Mandikan Bayi, Ayah dan Babysitter yang Hendak Menolong Ikut Jadi Korban
Rumah Sakit Ungkap Fakta Mengejutkan
Sehari pasca korban dimakamkan, polisi mendapatkan laporan bahwa kematian korban tidak wajar.
Pihak RS Pantiwilasa mengungkapkan adanya kejanggalan pada korban.
"Dalam surat keterangan dokter ada kematian kurang wajar dengan tanda kekerasan di vagina dan dubur. Dari adanya itu kita buatkan laporan polisi, sementara kondisi korban sudah dimakamkan," ungkap Donny.

Lantaran ada dugaan kematian yang tidak wajar, atas persetujuan keluarga pihaknya melakukan pembongkaran makam korban di daerah Genuk pada Sabtu (19/3/2022) malam.
Polisi kemudian melakukan pembongkaran makam, dan jenazah korban langsung dilakukan autopsi.
"Terbukti adanya kematian yang diakibatkan kekerasan seksual," ungkapnya.
Baca juga: Siasat Suami Tidur Bareng Jasad Istri, Nangis saat Polisi Datang, Tak Berkutik Usai Korban Diautopsi
Pelaku dan Ibu Korban Sudah Cerai
Wakapolrestabes Semarang, AKBP IGA Dwi Perbawa Nugraha, mengatakan pelaku dan ibu korban sudah bercerai sejak tahun 2017.
Namun meski sudah lima tahun berpisah dengan istrinya, pelaku masih sering bertemu dengan anak-anaknya.
Sang anak yang merupakan korban ini kerap berkunjung ke indekos ayahnya dengan diantar oleh sang ibu.
Pelaku dengan mantan istrinya memiliki dua anak laki-laki dan satu anak perempuan.