Mengintip Cara Pengeringan Biji Pala dan Fuli di Pengepul Bogor, Prosesnya Butuh Kesabaran
Pala merupakan rempah-rempah yang biasa dijadikan bahan masakan, minyak, maupun manisan.
Penulis: Siti Fauziah Alpitasari | Editor: Yudistira Wanne
Laporan Wartawan Tribunnewsbogor.com, Siti Fauziah Alpitasari
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, TAMANSARI - Pala merupakan rempah-rempah yang biasa dijadikan bahan masakan, minyak, maupun manisan.
Di Desa Sukajaya, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor ini ternyata terdapat pengepul biji pala yang cukup terkenal di daerah Kabupaten Bogor itu.
Ya, Pak Acim. Ia merupakan pemilik tempat pengepul biji pala.
Pantauan TribunnewsBogor.com, karyawan di tempat pengepul biji pala Pak Acim sedang mengayak fuli biji pala yang akan dijadikan minyak pala.
“Ini Fulinya biasa dijadiin minyak tapi bukan di sini penyulingannya,” tutur Ajat (35) kepada TribunnewsBogor.com, Senin (18/4/2022).
Ternyata biji pala yang akan dijadikan minyak dan bahan bumbu dapur tersebut mempunyai perbedaan.
“Ya kalo buat minyak biji yang muda, fulinya juga warna kuning. Kalo buat masakan yang tua, fulinya warna merah,” ujar Ajat.
Dengan proses pengeringan fuli biji pala tersebut bisa sehari tergantung kondisi cuaca, dan fuli biji pala yang sudah kering siap dijual.
“Untuk fuli yang kuning itu Rp 100 ribu/kg, kalau fuli merah itu Rp 120 ribu/kg,” lanjutnya.
Ia pun menjelaskan bahwa perhari pengepul Pak Acim bisa menerima 100-300 kg biji pala dari para petani sekitar maupun luar daerah.
Adapun proses pengeringan biji pala sendiri membutuhkan waktu satu minggu agar biji pala dapat dijual.
Untuk proses pengeringan ternyata melewati beberapa tahap yaitu biji pala direndam selama satu hari satu malam.
Lalu diambil dan dimasukkan ke dalam karung.
“Terus di taro ke ayakkan sini pisahin fuli sama biji pala kurang lebih 10 menit lah,” kata Dia.
Setelahnya dijemur dimasukkan kedalam karung kembali lalu biji pala dan fuli siap di pasarkan.
“Untuk biji pala sendiri kita terima itu Rp 18 ribu/kg,” tandasnya.