Breaking News

IPB University

Dosen IPB University Luncurkan Bedah Buku Transmigrasi dan Kapitalisme

Dr Sofyan berpandangan, karya-karya ilmiah yang telah lahir jangan menjadi karya sepintas lalu dimasukkan ke gudang.

IPB University
Dosen IPB University, Dr Sofyan Sjaf berhasil menerbitkan buku terbaru berjudul Transmigrasi dan Kapitalisme. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Dosen IPB University, Dr Sofyan Sjaf berhasil menerbitkan buku terbarunya.

Buku terbaru penggagas Data Desa Presisi (DDP) ini berjudul Transmigrasi dan Kapitalisme.

Buku tersebut dibedah bersama mahasiswa, aktivis organisasi, dosen, hingga peneliti di Kebun Merdesa, Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Bogor, (15/4/2022) lalu.

Dalam buku tersebut, Dr Sofyan Sjaf menurunkan satu teori besar ke dalam praktik interaksi di masyarakat.

Ia menemukan bahwa sesungguhnya kapitalisme tumbuh di kehidupan manusia, terutama di agenda-agenda kebijakan pembangunan.

“Ini saya potret, sebenarnya seberapa jauh kemudian proses perubahan sosial yang terjadi di masyarakat itu bisa mengetahui titik-titik bahwa transformasi itu berbahaya. Ketika bahaya, bagaimana negara hadir sebagai rumusan tujuannya yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mensejahterakan masyarakat,” tutur Sofyan Sjaf, Wakil Kepala Bidang Pengabdian kepada Masyarakat, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) IPB University.

Melalui buku terbitan Jas Merah ini, terdapat pesan penting yang ingin disampaikan oleh penulis.

Salah satunya adalah terkait literasi mengenai sosiologi pembangunan sosial.

Menurut Sofyan, hal tersebut penting untuk diangkat, baik cerita-cerita keberhasilan maupun cerita-cerita kegagalan pembangunan sebagai peringatan.

“Ke depan kalau pemerintah membuat kebijakan harus memperhatikan dimensi sosiologi, dimensi antropologi, dan berbagai macam lagi pertimbangan-pertimbangan culture yang harus dimasukkan ke dalam kebijakan pembangunan,” katanya.

Dr Sofyan berharap, buku terbarunya bisa menjadi referensi bagi banyak orang.

Dengan demikian, dapat meningkatkan literasi yang saat ini diakui masih rendah.

“Kita sadari bahwa yang pertama tingkat literasi kita rendah. Sebenarnya, yang bisa mendevelop literasi tinggi itu adalah kelas menengah yang lahir dari kampus, tentunya mahasiswa baik S1, S2, maupun S3,” ujar dia.

Dr Sofyan berpandangan, karya-karya ilmiah yang telah lahir jangan menjadi karya sepintas lalu dimasukkan ke gudang.

Menurutnya, di era digital ini perlu mendigitalisasi karya tersebut menjadi ebook dengan bahasa yang mudah dipahami oleh orang lain.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved