Puan Minta Warga Tak Asal Pilih Capres Ganteng, Demokrat Yakin Bukan Sindir AHY : Ketum kan Cerdas

Demokrat meyakini sindiran Puan Maharani untuk tidak memilih pemimpin ganteng bukan ditujukan pada Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY

Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Damanhuri
Tribunnews.com/Ist
Puan Maharani Mintan Warga Tak Pilih Capres Ganteng Tidak Bisa Kerja, Demokrat Pede Bukan Sindir AHY : Ketum kan Cerdas 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Partai Demokrat meyakini sindiran Puan Maharani untuk tidak memilih pemimpin ganteng bukan ditujukan pada Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY.

Demokrat berkukuh, AHY merupakan sosok pemimpin yang tak hanya menjual tampang.

Diketahui bersama, saat berkunjung ke Wonogiri, Jawa Tengah pada Selasa (26/4/2022) Ketua DPP PDIP Puan Maharani menyindir capres berwajah ganteng.

Hal itu disampaikan Puan di hadapan kader PDIP di Wonogiri.

Dalam pidatonya, Puan awalnya mengajak kader PDIP untuk kembali ke jati diri orang Indonesia.

Puan mengajak untuk memilih sosok capres yang benar-benar mencintai Indonesia.

Selain itu, Puan Maharani menyampaikan agar memilih capres yang mau bergotong-royong dalam membangun bangsa.

Puan kemudian menyinggung ada masyarakat yang lebih memilih sosok pemimpin karena wajah ganteng, bukan atas kinerja yang baik.

"Kenapa saya ngomong ini? Kadang-kadang sekarang kita ini suka, yo wes lah dia saja, asal ganteng. Dia aja yang dipilih, asal bukan perempuan.

Yo wes dia saja, walau enggak iso opo-opo tapi yang penting dia itu kalau di sosmed, di TV itu nyenengin. Tapi kemudian nggak bisa kerja, nggak deket rakyat," kata Puan Maharani dikutip TribunnewsBogor.com dari Tribunnews.com.

Puan kemudian mengajak kader untuk memilah capres sesuai dengan yang dibicarakan sebelumnya.

"Mau atau enggak pemimpin kayak begitu," tanya Puan.

"Enggak," jawab para kader PDIP.

Puan Maharani bicara mik mati
Puan Maharani bicara mik mati (Youtube Boy William)

Tak sampai di situ saja, Puan juga menyampaikan agar kader PDIP di Wonogiri memilih pemimpin yang mau membantu rakyat dan berjuang memenuhi kebutuhan rakyat.

Puan menekankan untuk tidak memilih capres yang hanya suka mencari panggung.

"Jadi jangan kemudian kita itu asal pilih karena cuma kelihatan di panggung saja, panggung itu panggung media, panggung TV, panggung socmed, tapi pilih orang yang betul-betul pernah memperjuangkan kita, pernah bersama-sama kita, pernah bergotong-royong bersama kita. Setuju atau nggak?" ujar Puan.

"Setuju," jawab para kader lagi.

Soal pernyataan Puan Maharani, Juru Bicara DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra meyakini sindiran itu bukan ditujukan pada AHY.

"Itu pasti bukan Ketum PD, AHY, yang dimaksud," kata Herzaky seperti dikutip dari Kompas TV.

Herzaky mengatakan AHY memang seorang pemimpin berwajah ganteng.

Ketua umum Partai Demokrat AHY dalam konferensi persnya secara virtual di YouTube Partai Demokrat, Rabu (10/11/2021).
Ketua umum Partai Demokrat AHY dalam konferensi persnya secara virtual di YouTube Partai Demokrat, Rabu (10/11/2021). (Tangkapan Layar Youtube Partai Demokrat)

Namun menurutnya, AHY tak hanya menjual tampang tapi juga memiliki kecerdasan juga segudang prestasi.

"Soalnya, Ketum AHY kan ganteng, cerdas, berprestasi, dan merakyat, bukan asal ganteng. Dia lulusan S2 Harvard, Webster University Amerika, dan Nanyang Technology University Singapura."

"Lulusan terbaik Akmil dan lulusan terbaik SMA Taruna Nusantara. Sekarang Ketua Umum Partai Demokrat yang memimpin ribuan anggota Dewan dan kepala daerah kader Demokrat," ujarnya.

Selain memiliki prestasi, kata Herzaky, AHY juga merupakan pemimpin yang dekat dengan rakyat.

Herzaky mencontohkan AHY kerap membantu masyarakat karena harga kebutuhan pokok yang terus meroket.

"Beliau juga dekat dengan rakyat. Sering bersuara kritis, menyampaikan aspirasi dan kesulitan yang dialami rakyat di muka publik. Seperti langka dan melonjaknya harga minyak goreng, melonjaknya harga bahan bakar, naiknya pajak, dan berbagai permasalahan lainnya."

"Tidak kelihatan dekat saja dengan rakyat di media sosial, tetapi gamang bersikap ketika rakyat perlu dibela," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved