IPB University

Muncul Wabah PMK pada Hewan Ternak, 2 Dokter Hewan IPB University Minta Waspada: Penyebarannya Cepat

Ia menyebut, penyebaran virus PMK mengkhawatirkan bagi peternak karena penyebarannya tergolong cepat dan ditularkan melalui udara.

Editor: Tsaniyah Faidah
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Ilustrasi - Kementerian Pertanian RI menetapkan munculnya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak akhir April lalu. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Kementerian Pertanian RI menetapkan munculnya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak akhir April lalu.

Setidaknya ada empat Kabupaten di Jawa Timur dan dua Kabupaten di Aceh yang ditetapkan sebagai sumber wabah.

Sebagai respon fenomena tersebut, Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University menggelar EV-Cast (Education Veterinary Podcast) tentang mengenali Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan, (14/05).

Dr drh Sri Murtini, Dosen IPB University dari SKHB menjelaskan bahwa penyakit ini disebabkan oleh virus RNA jenis aptovirus dari famili Picornaviridae.

Ia menyebut, gejala klinisnya adalah gangguan atau erosi pada daerah mukosa mulut, lepuhan pada lidah, serta erosi pada gusi dan mulut serta nostril atau cermin hidungnya.

Selain di area mulut, katanya, gejalanya juga terlihat pada kuku yang mengalami peradangan.

“Biasanya virus ini menyerang hewan berkuku genap seperti hewan ternak dan ruminansia. Tetapi pada sapi itu yang paling menunjukkan gejala klinis yang nyata,” ungkapnya.

Ia menyebut, penyebaran virus PMK mengkhawatirkan bagi peternak karena penyebarannya tergolong cepat dan ditularkan melalui udara.

Bahkan peternak juga berpotensi memindahkan virus ke kandang lain yang belum terkontaminasi.

“Seharusnya ada biosekuriti yang ketat untuk mencegah penyebarannya. Karena viabilitasnya sangat tinggi hingga 100 persen walaupun mortalitasnya rendah. Hal ini dapat menyebabkan produktivitas hewan menurun dan merugikan secara ekonomi,” tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Dr drh Denny Widaya Lukman, Dosen IPB University dari SKHB juga menegaskan bahwa PMK bukan merupakan masalah kesehatan masyarakat atau zoonosis.

Ia menerangkan, masalah utamanya adalah penyebaran antar hewan sangat tinggi dan daya tahan virus di lingkungan bisa mencapai satu bulan.

Menurutnya, apabila tidak segera diatasi dapat menjadi sumber penularan pada hewan ternak yang rentan.

Ia menegaskan, bahwa masyarakat tidak perlu khawatir dan panik atas berita yang beredar.

Hal ini karena virus PMK tidak membahayakan bagi manusia asal dapat mengolah daging dan produk ternak dengan baik dan benar.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved