Terus Bertambah, Ribuan Sapi di Bogor Terjangkit PMK, Risiko Kematian Tertinggi Kategorinya Anakan
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) terus menginfeksi sapi, khususnya di wilayah Kabupaten Bogor.
Penulis: Muamarrudin Irfani | Editor: Yudistira Wanne
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Muamarrudin Irfani
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CIBINONG - Penyakit mulut dan kuku (PMK) terus menginfeksi sapi, khususnya di wilayah Kabupaten Bogor.
Terbaru, sebanyak 2000 sapi dinyatakan suspek PMK di Kabupaten Bogor, yang sebagian besarnya adalah sapi perah di Kawasan Usaha Peternakan (Kunak) di Pamijahan.
Menurut Prihatini, Kepala Bidang Kesmavet Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) Kabupaten Bogor, sekitar 2300 lebih sapi yang terinveksi PMK.
Sebanyak 72 ekor sapi mati, dan 75 ekor sapi dipotong bersyarat.
"Yang mati ini sebagian anakan yang baru lahir, sedangkan dipotong bersyarat yaitu artinya peternak itu mempertimbangkan, kalo lama sakitnya menjadi kurus mending dipotong masih ada uangnya," ujarnya kepada wartawan di Gedung Sekretariat Daerah, Kabupaten Bogor, Senin (20/6/2022).
Menurutnya, lebih rentan terkna virus PMK ialah sapi perah, dibandingkan dengan sapi potong.
"Jadi lebih rentan sapi perah, kalo sapi potong rata-rata satu minggu sampe 10 hari sudah sembuh diobati, jadi sangat-sangat bisa disembuhkan, potensi sembuhnya tinggi, kalo sapi potong tidak ada yang mati," bebernya.
Dengan begitu, ia mengingatkan kepada masyarakat bahwa tidak perlu takut untuk mengkonsumsi susu ataupun daging sapi.
"Jangan takut makan daging dan minum susu, karena tidak menular ke manusia, diutamakan dagingnya untuk direbus, akan lebih aman kalo direbus," jelasnya.