Dampak PMK, Peternak Sapi di Jonggol Bogor Terancam Gulung Tikar
Dedy Ichwansyah mengatakan bahwa bila tidak ada tindakan tegas dari pemerintah mengenai PMK, maka peternak sapi akan menarik diri.
Penulis: Reynaldi Andrian Pamungkas | Editor: Damanhuri
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Reynaldi Andrian Pamungkas
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, JONGGOL - Dampak dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) mengakibatkan pengusaha sekaligus peternak sapi yang berlokasi di Jalan Pasar Hewan, Desa Jonggol, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor terancam gulung tikar karen merugi.
Peternak sapi di Jonggol, Dedy Ichwansyah mengatakan bahwa bila tidak ada tindakan tegas dari pemerintah mengenai PMK, maka peternak sapi akan menarik diri dalam usaha niaga sapi.
"Jika pemerintah tidak kunjung melakukan tindakan cepat seperti mendirikan lembaga atau badan penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), pasca idul adha tahun ini, masyarakat tani peternak sapi akan menarik diri dalam usaha niaga sapinya," ucapnya kepada TribunnewsBogor.com, Selasa (21/6/2022).
Akibat dari PMK ini, kata Dedy Ichwansyah penyediaan sapi lokal tersebut pada kemudian hari akan diperkirakan semakin berkurang.
Sehingga hal tersebut dapat lebih menguntungkan pihak importir dalam memasukkan sapi ke Indonesia.
Dedy Ichwansyah mengungkapkan bahwa Pemerintah harus segera mengambil langkah konkret agar rasa takut peternak sapi tidak meningkat.
"Pasca Idul Adha, animo masyarakat tani atau usahawan ternak sapi akan menarik diri dalam usaha sapi, hal tersebut karena momok penyakit ini akan berakibat rasa takut akan penyakit sapi," jelasnya.
Dalam kasus ini, dirinya mencemaskan keadaannya agar tidak sampai kepercayaan diri serta rasa takut akan usaha sapi semakin meningkat.
Sehingga hal tersebut pada akhirnya swasembada sapi tidak akan pernah terjadi, yang di mana Indonesia akan menimpor daging.
Bahkan, menurutnya pada tanggal 25 Juni 2022 nanti, pengiriman sapi dari Sumatera akan di lock down untuk sementara.
Dedy Ichwansyah menambahkan bahwa biasanya harga daging Frozen pada tahun 2012 lalu seharga Rp 45 ribu.
"Hingga masuk tahun 2016 harganya Rp 65 ribu sampai Rp 80 ribu, kemarin harga daging di bulan Ramadhan sudah masuk sekitar Rp 85 ribu hingga Rp 115 Ribu, lalu berapa harga daging untuk tahun depan," pungkasnya.