Banjir Bandang di Leuwiliang
1,2 Ton Gabah Rusak Diterjang Banjir Bandang, Petani di Kampung Cisarua Bogor Menjerit : Abis Semua
Hal tersebut dialami oleh Amat Rahmat (48), warga Kampung Cisarua Rt 1/5, Desa Purasari, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor.
Penulis: Muamarrudin Irfani | Editor: Damanhuri
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Muamarrudin Irfani
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, LEUWILIANG - Akibat banjir bandang yang terjadi di Kampung Cisarua, Desa Purasari, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, beberapa petani mengalami nasib yang tidak mengenakkan.
Bagaimana tidak, mulai dari penanaman hingga panen, petani harus menunggu kurang lebih tiga bulan.
Namun, hasilnya panennya saat ini justru tidak bisa dijual dengan segera, karena habis terbawa arus air.
Hal tersebut dialami oleh Amat Rahmat (48), warga Kampung Cisarua Rt 1/5, Desa Purasari, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor.
Hasil panennya yang masih berbentuk gabah dari luas lahan kurang lebih setengah hektar yang disimpan di garasi rumahnya habis terendam banjir.
"Ada 40 karung lebih, satu karungnya sekitar 30 kilogram, abis semua kebawa air dari dalem keluar," ujarnya kepada TribunnewsBogor.com, Rabu (22/6/2022).
Jika ditotal, sekitar 1,2 ton gabah hasil panen miliknya yang rusak akibat bencana banjir bandang.
Dirinya hanya bisa pasrah meratapi musibah yang menimpanya, dan tidak tahu harus bagaimana langkah yang harus dipilihnya.

Amat Rahmat mengatakan, tidak tahu apakah gabah miliknya masih bisa diselamatkan atau tidak
"Engga tau sih, masih bisa sih dibersihin cuma buat jemurnya engga ada lahannya, karena kan liat sendiri kondisinya begini," tutunya.
Selain bertani, Amat Rahmat memiliki usaha lain yaitu berjualan mie ayam dan bubur ayam didepan rumahnya.
Namun, lagi-lagi usahanya pun harus menjadi imbas dari luapan air Sungai Cisarua.

Gerobaknya terguling, bagian dalam rukonya pun berantakan akibat diterjang derasnya air yang terjadi malam itu.
Lagi-lagi, Dirinya hanya bisa berserah diri kepada Yang Maha Kuasa, kedua ladang usahanya kini harus terhenti untuk sementara waktu.
"Engga bisa jualan dulu, kulkasnya aja pada rusak semua yanh buat nyimpem ayam, gerobaknya juga begini (terbalik)," ungkapnya.
Penderitaanya tak berhenti sampai disitu, kendaraan operasional miliknya pun ikut terendam banjir.
Jika ditaksir dalam rupiah, Amit Rahmat mengatakan mengalami kerugian mencapai Rp 20 juta.