IPB University
Pakar IPB Tegaskan Proses Penyembelihan Hewan Qurban Titik Kritis Penyediaan Daging saat Wabah PMK
petugas penyembelih dan masyarakat, harus senantiasa waspada pada penyebaran zoonosis saat wabah PMK merebak.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Jelang Idul Adha, Indonesia masih dilanda wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).
Diperlukan persiapan yang matang bagi petugas penyembelih hewan kurban maupun masyarakat yang membantu pelaksanaan pemotongan hewan kurban.
Dr drh Herwin Pisestyanti, Dosen IPB University dari Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) mengingatkan kembali bahwa proses penyembelihan merupakan titik kritis dalam penyediaan stok daging yang aman sehat dan halal.
Bila tidak dilaksanakan dengan baik, daging yang diterima mustahik tidak bisa memenuhi syarat tersebut.
“Penyembelihan ini juga dapat berpotensi menimbulkan cekaman, kesakitan dan pencemaran yang harus diminimalisir. Hewan kurban harus diberi perlakuan, petugas penyembelih harus bersikap ihsan sehingga dapat menghasilkan daging halal dan thoyyib,” ujarnya dalam Sosialisasi Tata Cara Pemotongan Hewan Kurban Pada Situasi Wabah PMK, yang digelar secara daring oleh Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian beberapa waktu lalu.
Baik petugas penyembelih dan masyarakat, katanya, harus senantiasa waspada pada penyebaran zoonosis.
Terutama Indonesia ini masih belum terbebas dari pandemi Covid-19.
Selain waspada terjadi penambahan kasus PMK, penambahan kasus Covid-19 juga patut dijaga bersama.
Ia menyebutkan bahwa kejadian stres pada hewan kurban lumayan tinggi pada proses penyembelihan.
Jika stres hewan dan higienitasnya tidak diperhatikan, maka akan terjadi pencemaran pada daging dan sekitar lokasi penyembelihan.
Menurutnya, perlu pemeriksaan sebelum pemotongan 24 jam sebelumnya atau pemeriksaan antemortem.
Dalam hal ini, SKHB IPB University turut turun tangan membantu Pemerintah DKI Jakarta dalam pemeriksaan hewan kurban.
“SKHB IPB University menurunkan mahasiswa untuk membantu petugas pemeriksaan hewan kurban di DKI Jakarta. Hal ini mungkin dapat membantu masyarakat langsung dalam penyediaan daging yang aman,” ujar Herwin Pisestyanti.
Ia menambahkan, selain harus memenuhi persyaratan hewan kurban yang sah, faktor stres pada hewan juga dapat mempengaruhi kualitas daging.
Sehingga harus ada penyuluhan kepada masyarakat mulai dari proses loading dan unloading, penggiringan, perubuhan dan penyembelihan yang baik.