Idul Adha 2022

Catat Keutamaannya, Ini 7 Amalan Sunnah yang Bisa Dilakukan Sebelum dan Sesudah Idul Adha 2022

Berikut ini adalah daftar amalan-amalan sunnah yang dapat dilakukan saat sebelum dan sesudah melakukan Salat Idul Adha, lengkap dengan keutamaannya

Editor: widi bogor
Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Idul Adha 2022 - Amalan sunnah yang bisa dikerjakan pada saat sebelum dan sesudah Idul Adha. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) telah menetapkan Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah jatuh pada Minggu, 10 Juli 2022.

Ketetapan ini diputuskan setelah Kemenag menggelar Sidang Isbat penentuan awal Dzulhijjah pada Rabu, 29 Juni 2022 lalu.

Sebelum melaksanakan perayaan Idul Adha 2022, umat muslim dianjurkan untuk melakukan amalan-amalan sebelum dan sesudah waktu penyembelihan hewan qurban.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibu Abbas, Nabi Muhammad SAW pernah menyinggung perihal keutamaan amalan sunnah di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.

Rasulullah SAW bersabda:

مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ . يَعْنِى أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ

الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ

بِشَىْءٍ

“Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).”

Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?”

Rasulullah SAW menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.”

Apa saja amalan-amalan yang bisa dilakukan dalam 10 hari pertama bulan Dzulhijjah?

Dilansir TribunnewsBogor.com dari Suryamalang.com, berikut adalah daftar amalam-amalan yang bisa dilakukan:

1. Berdzikir

Berdzikir adalah salah satu amalan yang dianjurkan untuk dilakukan pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.

Umat muslim dianjurkan untuk memperbanyak membaca tahlil, tahmid, dan takbir.

Keutamaan berdzikir pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah seperti yang diriwayatkan oleh Ahmad.

“Tidak ada amal yang dilakukan di hari yang lebih agung dan lebih dicintai Allah melebihi amal yang dilakukan pada tanggal 1 – 10 Dzulhijjah. Oleh karena itu, perbanyaklah membaca tahlil, takbir, dan tahmid pada hari itu.” (HR. Ahmad dan Sanadnya dishahihkan Syekh Ahmad Syakir).

2. Berpuasa

Selain berdzikir, umat muslim juga dianjurkan untuk berpuasa menjelang hari raya Idul Adha.

Anda bisa menjalakan puasa sunnah Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah.

Puasa Dzulhijjah jelang Idul Adha 2022, dilakukan pada 7 hari pertama bulan Dzulhijjah.

Berdasarkan kalender Islam, awal bulan Dzulhijjah 1443 H akan jatuh pada Kamis, 30 Juni 2022.

Dengan demikian umat Muslim bisa mulai menjalankan Puasa Dzulhijjah menjelang Idul Adha 2022 di tanggal tersebut.

Puasa Tarwiyah adalah puasa sunnah yang dilakukan pada hari ke-8 bulan Dzulhijjah.

Selesai Puasa Tarwiyah, bisa dilanjut dengan Puasa Arafah.

Puasa Arafah ini disebut puasa sunnah yang paling utama di bulan Dzulhijjah.

Puasa Arafah dilakukan 1 hari pada tanggal 9 Zulhijah atau 1 hari sebelum Hari Raya Idul Adha.

Bacaan niat puasa Dzulhijjah

نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma syahri dzil hijjah sunnatan lillâhi ta‘âlâ

Artinya:"Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah karena Allah ta’âlâ."

Bacaan niat puasa tarwiyah

نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِّلِه تَعَالَى

Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillâhi ta‘âlâ

Artinya:"Saya niat puasa sunnah Tarwiyah karena Allah ta’âlâ."

Bacaan niat puasa arafah

نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِّلِه تَعَالَى

Nawaitu shauma arafata sunnatan lillâhi ta’âlâ

Artinya:"Saya niat puasa sunnah Arafah karena Allah ta’âlâ."

3. Melaksanakan mandi besar sebelum berangkat salat Idul Adha

Pelaksanaan mandi besar ini seperti pada mandi besar biasanya, hanya saja niatnya berbeda.

Hal ini seperti yang disampaikan dalam hadist sebagai berikut, “Dari Nafi’, beliau mengatakan bahwa Ibnu Umar radliallahu ‘anhuma mandi pada hari Idul Fitri sebelum berangkat ke lapangan”. (HR. Malik dan asy-Syafi’i dan sanadnya shahih)

4. Menggunaan pakaian terbaik untuk melaksanakan salat Idul Adha

Di hari raya besar Islam, umat Islam disunnahkan untuk menggunakan pakaian terbaiknya, khususnya saat akan melaksanakan salat Idul Adha.

Yang dimaksud pakaian terbaik bukanlah pakaian baru dan mahal, pakaian terbaik adalah pakaian yang paling bagus dari yang kita miliki.

Karena sebaik-baiknya pakaian di hadapan Allah adalah pakaian “taqwa”.

Hal ini seperti yang disampaikan dalam sebuah hadist berikut, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kami untuk memakai pakaian terbaik yang kami miliki pada dua hari raya” (HR. Hakim)

5. Berjalan kaki ke tempat salat Idul Adha

Jika tempat shalat kita cukup dekat dan mudah untuk dijangkau, maka sebaiknya kita mengikuti sunnah Rasulullah yaitu berjalan kaki menuju tempat salat Idul Adha. Hal ini sebagaimana yang disampaikan dalam sebuah hadits,

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berangkat shalat ‘id dengan berjalan kaki, begitu pula ketika pulang dengan berjalan kaki.“ (HR. Ibnu Majah)

6. Tidak makan sebelum salat Idul Adha

Di hari raya Idul Adha, umat Islam disunnahkan untuk tidak makan terlebih dahulu dan segera makan setelah selesai salat Id.

Hal ini berbeda dengan salat Idul Fitri yang justru disunnahkan untuk makan terlebih dahulu.

Umat muslim diperkenankan untuk makan setelah selesai melaksanakan salat Idul Adha, yaitu makan setelah pulang dari salat dan menikmati hasil kurban.

Selanjutnya, berikut ini amalan yang bisa dilakukan selepas menunaikan Salat Idul Adha:

1. Melewati rute berbeda saat berangkat dan pulang Salat Id

Dalam sebuah hadits disampaikan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika shalat ‘Id, beliau lewat jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang.“ (HR. Al Bukhari).

Tentunya ada hikmah yang dipetik di balik amalan tersebut, yakni dengan melewati jalan berbeda kita dapat lebih banyak bertemu dengan orang, bersilaturahmi, atau melihat kondisi sekitar yang jarang kita ketahui.

(Tribunners/Fathia Oktaviani)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved