Terowongan Kendal Jakarta Bikin Nama Citayam Mencuat, Ini yang Dilakukan Para Remaja Disana

Nama Citayam menjadi viral karena sebagian remajanya jauh-jauh datang ke Jakarta untuk berfoto.

Editor: Yudistira Wanne
Kompas.com
Penampakan mural hasil kolaborasi seniman Jakarta dan Berlin. Hasil karya seni tersebut dinikmati para remaja untuk berswa foto. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Belakangan ini nama Citayam mencuat dan ramai diperbincangkan di media sosial.

Mencuatnya nama Citayam tak terlepas dari aksi para remaja yang berkunjung ke Terowongan Kendal yang berada di Dukuh Atas, Menteng, Jakarta Pusat.

Seperti diketahui, terowongan ini menghubungkan tiga moda transportasi, yaitu moda raya terpadu (MRT), kereta rel listrik (KRL) commuter line dan bus Transjakarta.

Lokasi ini pun kemudian menjadi salah satu tongkrongan yang sedang hits di Ibu Kota, termasuk bagi remaja dari luar Jakarta seperti warga Depok dan Citayam.

Baca juga: Anies Komentari Ramainya ABG Citayam Nongkrong di Sudirman, Wagub Riza Maklum: Kami Mengapresiasi

Satu per satu mereka datang, bahkan tak jarang bergerombol.

Para remaja itu pun mengeluarkan telepon pintarnya demi mengabadikan diri dengan berfoto atau membuat video aktivitas masing-masing.

Tak lengkap rasanya apabila berfoto tanpa bersolek. Muda-mudi itu pun tampak lihai memadupadankan pakaian dengan gaya hits masa kini layaknya anak gaul Ibu Kota.

Tak mau ketinggalan pengalaman sensasional itu, remaja itu rela jauh-jauh datang dari Depok, Citayam, hingga Jawa Barat, untuk mengambil foto hingga video di Terowongan Kendal, salah satunya Abdi (18).

Dalam kunjungannya, Abdi mengajak saudara perempuannya, Laras, dan teman-temannya yakni Vanda serta Aldi, untuk nongkrong di Terowongan Kendal.

"Iya, (tahu Terowongan Kendal terkenal) dari buku tahunan, yearbook," ungkap Abdi saat ditemui di Terowongan Kendal, Jumat (1/7/2022).

Baca juga: Alasan Wanita yang Tutupi Pelat Nomor Pakai Celana Dalam Jadi Duta ETLE, Video Pelaku Sempat Viral

Dalam kesempatan itu, Abdi memang mengakui bahwa dirinya dan teman-temannya jauh-jauh dari Citayam ke Terowongan Kendal untuk mengambil foto dan video.

Kemudian ada pula remaja asal Rangkasbitung, Indah (13), yang sering ke lokasi tersebut bersama teman seusianya, apalagi saat akhir pekan.

"Sering ke sini. Sampai malam sampai habis maghrib. Rekomendasi sih soalnya murah. Enggak bayar. Enggak panas juga," ujar Indah di lokasi, Sabtu (2/7/2022).

Tak sekedar pengabdi konten

Tak semua remaja yang datang dari pinggiran kota hanya untuk berburu spot yang cocok bagi kontennya di media sosial.

Rehan (15) dan kawan-kawannya contohnya. Mereka berangkat dari Parung, Bogor, sekitar pukul 08.00 WIB lalu bertemu dengan teman-teman lainnya untuk latihan skateboard.

Setiap hari Sabtu atau akhir pekan, Rehan dan teman tongkrongannya menghabiskan waktu di Terowongan Kendal.
Di situ, Rehan bertemu dengan teman-teman lainnya untuk sama-sama latihan skateboard.

"Ketemu di grup Facebook terus ngajak ngopi ketemuannya di sini," ujar Rehan ditemui di lokasi, Sabtu (2/7/2022).

Bersalin rupa bak remaja "Jaksel"

Pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, mengamati fenomena ini tak lepas dari kian populernya istilah "anak Jaksel" atau anak yang kerap nongkrong di wilayah Jakarta Selatan.

"Ini ibaratnya (anak) Citayam rasa anak Jaksel. Anak Jaksel identik dengan status yang lebih tinggi, modern, dan suka bicara dengan bahasa campuran dengan bahasa Inggris," ujar Yayat kepada Kompas.com, Minggu (3/7/2022).

Gaya hidup "anak Jaksel" ini pun semakin populer di media sosial.

Hal ini membuat banyak orang berlomba-lomba agar populer seperti anak Jaksel, termasuk warga pinggiran kota.

"Kawasan Stasiun BNI itu seperti halaman muka dari Citayam dan Depok. Karena mereka hanya naik KRL (kereta rel listrik) commuter line. Dengan biaya murah, mereka langsung bisa itu menjangkau," ujar Yayat.

Baca juga: Viral Ada Putri Duyung Berenang di Pantai Latulahat Ambon, Begini Penampakannya

Menurut Yayat, wilayah sekitar Depok, Citayam, Bojong Gede, hingga Bogor sebetulnya sudah bisa dikatakan sebagai kawasan perkotaan.

Namun, daerah ini belum menjadi kota. Dengan demikian, kata Yayat, fenomena ini menunjukkan adanya keinginan anak remaja tersebut untuk menjadi orang kota dalam konteks kehidupan remaja.

"Kehidupan sebagai remaja dengan adanya media sosial menuntut mereka untuk menjadi sesuatu yang lebih. Tetapi, (ruang) ini tidak ada di Citayam ataupun Bojong gede," ujar Yayat.

(Kompas.com)

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved