Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

IPB University

Sebut Petani Perlu Lepas dari Ketergantungan Pemerintah, Pakar IPB University Bagikan Solusinya

Menurut pakar IPB University, Indonesia perlu membangun pemberdayaan riset kelembagaan dan menampung agar petani semakin berdaya atas dirinya sendiri.

Editor: Tsaniyah Faidah
TribunnewsBogor.com/Tsaniyah Faidah
Ilustrasi - Dr Aceng Hidayat, Dosen IPB University dari Departemen Ekonomi dan Sumberdaya Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen mengatakan, kelompok tani seharusnya bisa berdaya, tidak lagi menjadi memiliki ketergantungan kepada pemerintah. 

Hal semacam ini semakin menurunkan minat generasi muda untuk terjun sebagai petani. Harga pasar juga dinilai tidak mensejahterakan petani, keuntungan yang diperoleh petani tidak seberapa.

Karena itu, menurut Dr Aceng, harus ada lembaga pendidikan informal di tingkat masyarakat yang dapat membimbing para siswanya menjadi petani mandiri, yakni melalui Sekolah Tani Milenial Desa (STMD).

Lebih lanjut ia menerangkan, sekolah ini minimal dapat menyiapkan delapan skill pertanian.

Pertama, lulusan STMD menguasai teknik benih. Penguasaan teknik dinilainya sangat penting untuk memerdekakan petani dari ketergantungan pada penyediaan benih oleh pihak lain.

Kedua, lulusan mampu menguasai cara mengolah tanah sehingga dapat memanfaatkan dengan tepat sesuai jenis tanaman.

“Ketiga, STMD juga dapat menyiapkan lulusan yang mampu membuat sendiri pupuk organik dengan memanfaatkan limbah pertanian dan bahan alami di sekitarnya. Dengan memiliki kemampuan ini, dua permasalahan pertama yakni ketergantungan dengan pupuk dan benih menjadi terputus karena para lulusan mampu menghemat biaya produksi,” tambahnya.

Lima skill terakhir adalah para siswa diajari cara menanam, merawat tanaman, dibekali teknik panen yang benar, dibekali keterampilan teknis memelihara dan memperbaiki alat dan mesin pertanian (alsintan) hingga membangun dan memelihara bangunan pertanian, serta diajari ilmu dan praktik pemasaran.

Ia berharap penerapan sekolah petani ini dapat didukung oleh Kementerian Pertanian dan bisa segera dilaksanakan oleh para kelompok tani. Kelompok tani seyogyanya tidak hanya sebagai tempat menyalurkan sumbangan input pertanian, namun berbagi wawasan dan meningkatkan kapasitas para petani.

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved