Mengenal Tugu Pilar Semplak Kota Bogor, Peninggalan Kolonial Belanda yang Kini Sudah Tak Terawat
Tugu yang disebut-sebut sebagai peninggalan jaman Kolonial Belanda ini terpantau jauh dari kesan benda 'peninggalan' sejarah.
Penulis: Rahmat Hidayat | Editor: Damanhuri
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Rahmat Hidayat
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR BARAT - Tugu Pilar Semplak yang berlokasi di Kampung Pilar, Kelurahan Semplak, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor kondisinya kini memprihatinan.
Tugu yang disebut-sebut sebagai peninggalan jaman Kolonial Belanda ini terpantau jauh dari kesan benda 'peninggalan' sejarah.
Pantauan TribunnewsBogor.com, Kamis (28/7/2022) tugu yang lokasinya tidak jauh dari Simpang Yasmin, Kota Bogor ini, dipenuhi banyak rumput liar.
Tembokan yang diberi cat warna putih ini pun sudah mulai luntur dan terkesan 'dekil'.
Terdapat bagian yang masih terlihat jelas dari bagian tugu ini.
Tulisan dibagian atas tugu ini masih terlihat jelas dengan bacaan 'Triangulate P.116 195'.
Tugu yang berbentuk memanjang ke atas serta ada 4 tingkat ini memang terlihat cukup gagah dan kokoh.
Salah satu warga sekitar Dani (52) menceritakan fungsi dari tugu pilar ini.
Menurutnya, tugu ini berfungsi sebagai pos pemantauan pergerakan masyarakat Kota Bogor dan Kabupaten Bogor.
"Cerita turun temurunnya ini sebagai pos pemantauan Belanda. Dibagian atasnya ada bendera kalau dulu," kata Dani saat dijumpai TribunnewsBogor.com di sekitaran Tugu Pilar.
Tugu pemantauan yang dilakukan pada jaman kolonial itu, sambung Dani, berdasarkan cerita yang ia dapatkan, selalu dijaga oleh tentara Belanda.
"Kalau cerita turun temurunnya dulu ada yang jaga. Bagian kiri dan kanannya selalu ada yang jaga. Serta diatas untuk mantaunya ada yang jaga juga," tambahnya.
Namun, Dani belum mengetahui secara pasti tahun pembuatan tugu ini.
"Tahunnya saya juga kurang tahu pasti," tambahnya.
Namun, dalam ingatannya, Dani kini merasa miris melihat kondisi dari tugu peninggalan ini.
Menurutnya, tugu yang masih berdiri hingga saat ini, mulai dilupakan oleh masyarakat sekitar.
"Kalau dulu bentuknya ada jalan bawah tanah disini (sambil menunjuk bagian bawah tugu). Tapi, sekarang ditimbun. Terus sekarang juga warga seolah-olah tidak menghormati lah istilahnya. Tidak dijaga dan dirawat," tambahnya.
Terakhir dirawat warga, kata dia, sekitar tiga tahun lalu.
"Terakhir itu tiga tahun lalu. Biasanya apalagi saat ini menjelang Agustusan suka dibersihin. Sekarang belum kelihatan," ungkapnya.
Dani pun berharap, ada regenerasi dari masyarakat sekitar untuk merawat tugu peninggalan belanda ini.
Dirinya pun berharap terutama kepada generasi muda untuk ikut merawat dan kembali menjaga bangunan bersejarah ini.
"Mudah-mudahan ada generasi penerus yang ingat. Ini kan bagian dari sejarah juga. Semoga saja," tandasnya.