Polisi Tembak Polisi
Diam soal Kasus Brigadir J, Pengamat Sindir DPR RI 'Mandul' : Tak Ada Fahri Hamzah dan Fadli Zon
Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR terutama Komisi III DPR yang membidangi masalah hukum dan keamanan kini nyaris tak ada suara.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Aksi DPR RI yang kini membisu soal kasus Brigadir J memantik reaksi dari kalangan.
Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR terutama Komisi III DPR RI yang membidangi masalah hukum dan keamanan kini nyaris tak ada suara.
Beda dengan dulu ketika sosok kritis seperti Fahri Hamzah, Fadli Zon, dan Akbar Faizal masih ada.
Komisi III DPR ramai dengan suara-suara kritis termasuk mengkritisi kinerja kepolisian.
Apalagi kasus tewasnya Brigadir J yang konon katanya ditembak rekannya sesama polisi Bharada E di rumah dinas seorang petinggi Polri Inspektur Jenderal (Irjen) Ferdy Sambo Jumat 8 Juli 2022 lalu.
Kasus Brigadir J yang nyaris sebulan terakhir ini menyedot perhatian publik namun sepertinya kurang menarik perhatian para anggota Dewan yang terhormat di Komisi III DPR RI.
Kondisi itu menarik perhatian setidaknya dari Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD dan Peneliti Utama Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus.
Keduanya memberikan tanggapan terpisah soal diamnya DPR seperti disarikan dalam laporan Tribunnews.com, Selasa (9/8/2022) berikut ini:
Baca juga: Minta Semua Orang di Rumah Ferdy Sambo Jadi Tersangka, Pengacara Brigadir J : Kita Tahu Pelakunya
Reaksi Mahfud MD
Mahfud MD yang dulunya dikenal akademisi dan Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) menyoroti sikap anggota DPR yang diam terkait kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J di rumah Irjen Ferdy Sambo.
Mahfud menyampaikan demikian saat diwawancarai Kompas TV mengenai perkembangan kasus pembunuhan Brigadir J tersebut.
Awalnya, Mahfud menjelaskan bahwa kasus tewasnya Brigadir J bukanlah kasus kriminal biasa karena ada psikopolitis dan psikohierarkis.
Itu sebabnya, kata dia, meskipun kasus tersebut sudah ditangani hingga sebulan lamanya namun nyatanya belum juga ada tersangka.

Tetapi setelah terus disorot publik, belakangan kasus tersebut mulai menunjukkan kemajuan signifikan.
Hal itu lantaran permasalahan psikopolitis dan psikohierarkis sebagaimana dikatakan Mahfud MD sudah bisa dieliminir.