IPB University
Kompos Celup, Inovasi Pengolahan Limbah Kotoran Sapi oleh Mahasiswa KKN-T IPB University
Mahasiswa KKN-T IPB University berupaya menyelesaikan permasalahan pencemaran sungai oleh kotoran hewan, dengan membuat inovasi Kompos Celup.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata-Tematik (KKN-T) IPB University di Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat melaksanakan penyuluhan mengenai penanganan pengolahan limbah kotoran hewan (kohe).
Tak seperti biasanya, pengolahan limbah dilakukan melalui pembuatan compost tea atau bisa disebut kompos celup.
Penyuluhan ditujukan kepada para petani dan peternak di Lamping Kidang, suatu kawasan wisata terpadu di bawah binaan Taman Nasional Gunung Ciremai.
Populasi ternak sapi di Desa Cisantana cukup banyak, sehingga sektor peternakan menjadi salah satu potensi yang cukup baik untuk dikembangkan.
Namun, terdapat permasalahan yang menjadi perhatian masyarakat dan juga pemerintah desa sejak lama, yaitu adanya pencemaran limbah kohe sapi.
“Kohe yang dihasilkan oleh tiap ekor sapi berkisar 17 kilogram per harinya. Sementara masyarakat seringkali tidak mengolah limbah kohe, justru membuangnya ke aliran air (sungai),” ujar Ano Suratno, Kepala Desa Cisantana.
Limbah kohe yang masuk ke aliran sungai tentunya akan menyebabkan sungai tercemar.
Warna air sungai berubah menjadi hijau kecoklatan dan berbau tidak sedap. Air sungai yang tercemar juga mengganggu aktivitas masyarakat desa lain yang berada di hilir sungai, seperti Desa Pajambon.
“Sejauh ini pengolahan kohe sapi hanya dilakukan di daerah Lamping Kidang, dimana kohe dikeringkan dan diolah menjadi kompos,” lanjut Ano.
Mahasiswa KKN-T IPB University berupaya menyelesaikan permasalahan tersebut dengan membuat inovasi Kompos Celup.
Kompos Celup merupakan pupuk organik cair (POC) yang dihasilkan dengan cara merendam kompos padat dalam air.
Air rendaman tersebut akan dicampur dengan molase tetes tebu dan EM4. Air rendaman yang telah dicampur inilah yang nantinya bisa menjadi pupuk yang bisa digunakan di tanaman pekarangan.
Menariknya adalah kompos dari pengolahan kotoran hewan sapi ini dikemas dan dapat dijual.
Kotoran hewan sapi yang sudah proses fermentasi dan pengeringan dimasukkan ke dalam kantong teh celup berukuran 12x16 cm hingga penuh (200 gr).
Bentuknya akan seperti teh yang biasa dinikmati setiap hari tetapi dengan ukuran yang lebih besar.