Kecelakaan Maut Bekasi
Menguak Kebohongan Sopir Truk Kontainer Maut di Bekasi: 23 Orang Luka-Luka, 10 Orang Tewas di TKP
Sopir truk kontainer maut diduga mengarang cerita bohong soal insiden kecelakaan maut di Bekasi yang memakan korban puluhan orang.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Sopir truk kontainer maut diduga mengarang cerita bohong soal insiden kecelakaan maut di Bekasi yang memakan korban puluhan orang.
Seperti diketahui, dalam tragedi kecelakaan maut truk kontainer itu 33 orang menjadi korban.
Dari total tersebut, 10 diantaranya meninggal dunia saat kecelakaan maut di Jalan Sultan Agung, Bekasi Barat, Rabu (31/8/2022).
Sebagain besar korban rata-rata anak-anak yang tengah menunggu jemputan di halte yang ditabrak truk tersebut.
Disisi lain, polisi menguak kebohongan sopir truk kontainer maut yang mengakibatkan puluhan korban itu.
Sopir berinisial AS (30) itu mengaku penyebab kecelakaan akibat rem blong.
Namun, berdasarkan hasil olah TKP dan pemeriksaan sang sopir diduga berbohong.
Kompol M Salahuddin menjelaskan sopir truk maut itu mengaku rem truk yang dikendarainya mengalami kerusakan alias blong.
"Pelaku sudah diamankan, di Polsek Bekasi Kota," ucap Kompol M Salahuddin dikutip TribunnewsBogor.com dari Tribun Jakarta.

"Dia ngantuk dan katanya remnya blong," imbuhnya.
Akan tetapi Kompol M Salahuddin menduga sopir tersebut telah berbohong soal rem blong.
"Tapi setelah kami lakukan olah TKP, tidak ditemukan rem blong," katanya.
"Mobil itu saat kita evakuasi, kita masih bisa mengendarai dengan baik," imbuhnya.
Hal itu diperkuat pernyataan dari Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Polisi Latif Usman.
Perwira polisi berpangkat melati tiga ini menyebut terjadinya kecelakaan maut truk oleng di Bekasi bukan akibat rem blong.
Menurutnya, kontur jalan di lokasi kejadian relatif datar dan bukan di kontur yang menurun.
Ditambah lagi, terdapat upaya pengereman yang dilakukan sopir sebelum terjadi benturan ke sisi kiri jalan.

"Tipe jalan ini tidak menurun dan kalau dilihat ini ada bekas rem dan ini menabrak orang yang sedang di halte," kata Latif di Bekasi.
Penyebab kecelakaan belum dapat dipastikan, tetapi dari pengamatan sementara terdapat indikasi kecepatan yang tidak terkendali.
Pada bagian persneling truk bermuatan besi tersebut, ditemukan masih dalam posisi gigi tiga sehingga diasumsikan kecepatannya sekitar 60 km/jam.
"Penyebab kecelakaan sedang kami lakukan penyelidikan, karena juga kalau rem blong jalan cukup datar, kalo perkiraan kami kecepatannya," jelas dia.
Sementara itu, Direktur RSUD Kota Bekasi Kusnanto Saidi mengatakan, korban meninggal dunia rata-rata berusia anak-anak.
"Dari tujuh orang, tiga orang anak-anak usia sembilan, 11 dan 13 tahun," kata Kusnanto.

Kusnanto memastikan, dari korban selamat yang ditangani pihaknya masih dalam kondisi stabil.
"Luka sedang dan ringan, sudah kami rontgen dan observasi, kesimpulannya tidak ada yang kondisinya kritis," jelas dia.
Kusnanto menjelaskan, tujuh korban meninggal dunia di rumah sakitnya seluruhnya mengalami luka akibat hantaman benda keras.
"Luka benda tumpul ya, crash injury, mereka semua meninggal di lokasi," tegasnya.
Sekedar infomarsi kecelakaan yang melibatkan truk bermuatan besi tersebut terjadi pada Rabu (31/8/2022) sekitar pukul 10.00 WIB.
Truk tersebut mendadak oleng ke kiri jalan lalu menabrak sebuah kendaraan roda dua, gerobak tukang cilok, dan halte bus depan SD Negeri Kota Baru II.
Di dalam halte bus tersebut, terdapat belasan anak SD yang sedang menunggu jemputan.
Selain itu, truk juga menabrak tiang provider (BTS) hingga roboh. Akibatnya, tiang tersebut menimpa kendaraan pick up hingga ringsek.